Mural Lingkungan Hidup di SDN Petemon XIII Surabaya
Dua mural lingkungan hidup dihasilkan oleh SDN Petemon XIII Surabaya, Jumat (10/4). Bertempat di halaman SDN Petemon XIII Surabaya, kegiatan mural ini diikuti oleh 16 siswa sekolah yang beralamat di Jl. Simo Sidomulyo XI/7 Surabaya. Mural yang dibuat dalam rangka Internasional Art Miles Mural Program itu diadakan Tunas Hijau dalam rangka peringatan Hari Bumi 22 April di sekolah yang menjadi nominasi Sekolah Adiwiyata Nasional 2009 itu. Kedua mural itu dibuat di lembaran kain putih yang masing-masing berukuran 5 x 12 kaki atau 1,5 x 3,6 meter.
Mural pertama yang dibuat oleh 16 siswa menggambarkan kehidupan suatu kota yang sudah sangat sedikit terdapat lahan hijau terbuka dan pepohonan besar. “Di kota itu pepohonan besar sudah sangat jarang. Yang banyak dijumpai adalah gedung-gedung pencakar langit untuk perkantoran dan tempat tinggal. Demikian pula jumlah kendaraan bermotor khususnya mobil yang terus bertambah tidak terkendali,” kata Nada, siswa kelas 5, salah satu anggota tim mural SDN Petemon XIII Surabaya.
Begitu padatnya kota itu dengan gedung-gedung dan asap knalpot kendaraan bermotor sampai-sampai pohon besar yang sangat sedikit jumlahnya jadi stres untuk mentralisir polusi udara yang ada. “Pepohonan besar lantas kami visualkan stress dan marah. Kemarahan pepohonan besar yang ada lantas divisualkan dengan ranting-rantingnya yang menangkap kendaraan bermotor roda empat yang melewatinya,” kata Nada, yang juga anggota tim lingkungan hidup SDN Petemon XIII. Ditambahkan Nada bahwa di mural itu juga divisualkan pesan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. “Jangan buang sampah sembarangan,” kata Nada.
Sementara itu mural kedua terkesan sangat eksklusif. Kesan ini didapat setelah melihat visual gambar yang nampak dibuat oleh muralis atau ahli mural. Mural itu dibuat seorang diri oleh Ahmad Sanjaya, karyawan yang juga anggota tim lingkungan hidup SDN Petemon XIII dan sangat mahir membuat mural. Di mural ini Sanjaya memvisualkan beberapa orang pedalaman dengan dandanan yang khas. Orang-orang pedalaman itu kaget melihat hutan-hutan tempat mereka tinggal ditebang habis. “Padahal hutan sangat berguna sebagai sumber oksigen manusia. Hutan juga berperan dalam peresapan air hujan ke dalam tanah, sehingga pada musim kemarau tidak akan terjadi kekeringan,” kata Ahmad Sanjaya. (roni)