Mural Lingkungan Hidup Indonesia Belanda Dibuat di Malang

Satu lagi mural lingkungan hidup dihasilkan oleh Tunas Hijau, Rabu (8/4) di halaman Nadya Women Center, Jl. Semeru 76 Kota Malang. Kali ini dengan melibatkan anak-anak di Kota Malang. Mereka tergabung dalam paguyuban Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2008 Malang Raya dan beberapa siswa perwakilan Green F0rce SMP Negeri 1 Kota Malang. Uniknya lagi, mural yang dibuat dalam rangka program mural internasional di Indonesia itu juga diikuti oleh 3 orang mahasiswa Belanda yang sedang mengikuti program kepemudaan di Kota Malang. Ketiga orang mahasiswa Belanda itu adalah Harry van den Broek, Tom van Boggelen dan Marjolein Selten.

Seperti mural-mural yang dibuat Tunas Hijau sebelumnya dan juga di seluruh dunia, mural ini dibuat di atas kain yang berukuran 5 x 12 kaki atau 1,5 x 3,6 meter. Sebelumnya, mengingat terbatasnya waktu penggarapan, kain yang tersedia dibagi menjadi dua bagian. Setengah bagian dimanfaatkan oleh anak-anak Malang. Setengah bagian lainnya dimanfaatkan oleh 3 orang pemuda Belanda. Sebelum memulai mengekspresikan pesan dalam mural, masing-masing dari peserta mural itu melakukan diskusi tentang pesan yang akan disampaikan.

Dalam waktu diskusi yang hanya sekitar 15 menit, goresan-goresan warna dengan kuas pun mulai dibuat. Selang tiga jam berlalu, maksud dari goresan itu pun mulai nampak. Dari goresan-goresan yang dibuat anak-anak Malang nampak bola bumi dengan memakai termometer. “Visual ini menunjukkan bahwa bumi ini sedang demam tinggi karena pemanasan global dan dampaknya perubahan iklim. Dibutuhkan peran serta aktif seluruh masyarakat bumi untuk menurunkan demam pada bumi ini,“ kata Putri Lingkungan Hidup 2008 Malang Raya Kurnia Kusuma Syafitri.

Di akhir kegiatan, ketiga orang pemuda dari Belanda menyatakan senang bisa terlibat pada kegiatan mural lingkungan hidup itu. “Program ini sangat bagus untuk mengembangkan kreatifitas anak-anak dan generasi muda. Berkspresi dalam bentuk gambar mural untuk ditunjukkan pada orang lain agar peduli pada lingkungan hidup,” kata Tom Van Boggelen, pemuda Belanda. Hal senada juga disampaikan dua orang pemuda Belanda lainnya Harry van den Broek dan Marjolein Selten. (nizam)