Mural Lingkungan Hidup Oleh Anak-Anak Papua di Kuala Kencana

Dari tangan-tangan puluhan siswa SD Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) Kuala Kencana (KK), SMP YPJKK, dan SMP YPPK Santo Bernardus dan SMP Yapis Timika, Papua, satu persatu lima lembar kain putih berukuran masing-masing ukuran 3,6 x 1,5 meter berubah menjadi karya lukis yang indah dan penuh makna. Kegiatan melukis di atas kain yang biasa disebut mural tersebut diselenggarakan oleh YPJ Kuala Kencana, Rabu (1/4). Dengan tema lingkungan hidup, para siswa tersebut berhasil menyulap kain-kain putih yang telah disediakan menjadi iklan kampanye tentang pelestarian lingkungan.

Dimulai sekitar pukul 09.00 WIT, sekitar 75 siswa tersebut dibagi menjadi lima kelompok. Setiap kelompok merupakan perpaduan siswa seluruh sekolah peserta. Setiap kelompok mengawali kegiatan mural ini dengan perkenalan singkat masing-masing anggota. Perkenalan lantas dilanjutkan dengan diskusi tentang isu lingkungan hidup yang akan diekspresikan dalam mural. Dipandu koordinator Indonesia Art Miles mural untuk Indonesia Mochamad Zamroni, masing-masing kelompok juga diajak untuk sekilas melihat beberapa contoh mural karya anak-anak dari beberapa negara.

Setelah berhasil menemukan konsep menggambar, masing-masing kelompok mulai menuangkan ide mereka di atas kain putih. Pada awal-awal proses pewarnaan, beberapa mural terlihat seperti gambar anak-anak yang baru belajar mewarna. Namun, setelah dua jam berselang terlihat jelas maksud dari gambar-gambar tersebut. Salah satunya seperti kelompok lima dengan koordinator Flinka Feronika Keles. Kelompok ini memvisualisasikan bahaya penebangan pohon. Caranya dengan menggambarkan bumi yang menangis dan pinguin yang kehilangan tempat tinggalnya. ”Saya berharap semoga dari hasil gambar kami banyak orang yang sadar dan peduli terhadap lingkungan,” ujar Flinka Feronika Keles.

Selain bahaya penebangan pohon, ada juga kelompok empat yang menggambarkan bumi sedang dilanda oleh bencana tsunami akibat penebangan pohon dan polusi dari industri. Menurut koordinator kelompok dua Thorifah Yumna dari SMP YPJ Kuala Kencana, saat ini bumi sedang mengalami kehancuran yang perlahan namun pasti dan membutuhkan manusia-manusia yang rela berkorban demi kelestarian lingkungan hidup. ”Kehancuran ini berdampak pada kelangsungan hidup umat manusia. Jika ingin lingkungan hidup lebih baik maka harus berkorban dan melakukan upaya nyata seperti tanam pepohonan,” ungkap Thorifah.

Kegiatan ini juga memunculkan sosok siswa fenomenal. Dia adalah Stevanus dari SMP YPPK Santo Bernardus Timika. Lukisannya berupa pemandangan alam dengan dua kondisi yang berbeda, yakni kondisi bumi yang tandus dengan kondisi bumi yang sangat asri penuh pepohonan. Namun, uniknya dia menggambarkan kondisi itu tanpa didahului oleh sket pensil. Alhasil gambaran tersebut seperti hasil gambar orang yang ahli melukis. Kepiawaian Stevanus mengundang decak kagum dari teman-teman lainnya. Menurut steve, panggilan Stevanus, kegiatan seperti ini sangat menyenangkan karena dia bisa menuangkan kreasinya yang selama ini sulit tersalurkan.

Ditemui disela-sela kegiatan, Sandalinggi guru pendamping SMP YPPK St. Bernardus mengatakan bahwa kegiatan ini cukup bagus terutama bagi siswa-siswa yang mempunyai bakat di bidang seni lukis. Selain itu, lanjut Sandalinggi, siswa juga dapat ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan melalui gambar yang mereka ekspresikan. ”Semoga kegiatan ini rutin diadakan tidak hanya di YPJ Kuala Kencana, tapi juga di sekolah lainnya di Timika,” kata Sandalinggi.

Sementara ini, koordinator Mural untuk Indonesia yang juga aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni menjelaskan bahwa upaya ini untuk mengajak sebanyak mungkin masyarakat dunia terutama anak-anak terlibat aktif dalam upaya menyelamatkan lingkungan. ”Kita mungkin tidak bisa mendirikan lagi gunungan es yang mencair. Kita mungkin tidak bisa menegakkan langsung kembali tegakan pepohonan di hutan yang telah tumbang. Kita mungkin tidak bisa menambal lapisan ozon yang berlubang. Namun, kita bisa mengekspresikan betapa indah dan penuh warnanya bumi tempat tinggal kita, satu-satunya planet tempat tinggal kita. Agar kita dan orang lain mau menjaga kelestariannya. (nizam/adetya)