Permainan Lingkungan Hidup Dengan Mahasiswa India

Sekitar 23 siswa SD dan SMP yang tergabung dalam Paguyuban Pangeran & Putri Lingkungan Hidup 2008 Malang Raya mengadakan kampanye lingkungan hidup dalam rangka Hari Bumi 22 April, Minggu (26/4). Tadinya, kampanye tersebut akan dilaksanakan sekitar pukul 09.00 wib. Namun, karena lokasi yang akan mereka gunakan untuk kampanye masih digunakan untuk area Pasar Minggu di Stadion, mereka lantas memilih menunggu hingga tempat tersebut tidak terlalu ramai.

Sambil menunggu, mereka kedatangan seorang aktivis dari India, Harshid. Dia mengajak para peserta kampanye untuk diskusi bersama membahas berkurangnya populasi harimau di India. Dalam penyampaiannya, Harshid menggunakan bahasa Inggris. Jadi hanya beberapa anak saja yang mengerti maksud dari pembicaraan Harshid tersebut. Cara tersebut menjadi kurang menarik.

Untuk mencairkan suasana, Harshid membentuk 6 kelompok. Setelah membagi kelompok, dia memutarkan satu film pendek tentang pemanasan global. Kelompok-kelompok tersebut harus menyampaikan pendapatnya mengenai cara-cara untuk mencegah agar pemanasan global tidak lebih parah. Kemudian pertanyaan yang berikutnya mengenai ”Mengapa kita harus menanam pohon?” Setelah semua juru bicara tiap kelompok menyampaikan alasannya, ternyata kelompok 4, 5, dan 6 lah yang paling banyak menemukan jawaban yang tepat. Sehingga nilai mereka menjadi tinggi dan berhak melaju ke babak final.

Dalam babak final, mereka juga diputarkan satu film lingkungan lagi, yang berjudul Turtle atau kura-kura. Semua juru bicara kelompok kemudian menyampaikan pendapat mereka mengenai film tersebut. Jawaban dari masing-masing tersebut hampir sama. Yakni, dalam film tersebut kura-kura sebagai bumi dan kera-kera yang hidup di atas tubuhnya sebagai manusia. Dikarenakan kebutuhan para kera yang semakin tidak terbatas, para kera kemudian menebangi pepohonan untuk mendirikan berbagai bangunan seperti halnya manusia modern. Hingga akhirnya pepohonan menjadi habis tak tersisa. Si kura-kura pun merasa sedih dan capek karena tak ada lagi pepohonan yang dapat melindungi dirinya dari panasnya matahari. Akhir ceritanya, kura-kura tersebut tenggelam ke dalam lautan. Kura-kura itu pun mati bersama seluruh penghuni di atas tubuhnya. (dania/nizam)