SDN Petemon XIII Surabaya Berbagi Komposter Dan Cara Pengolahan Sampah Organik Dengan Masyarakat Sekitar

Pengolahan sampah yang sudah dilakukan di SDN Petemon XIII Surabaya mulai berimbas pada masyarakat di sekitar sekolah. Rabu (15/5) pagi, Kepala SDN Petemon XIII Surabaya didampingi beberapa siswa penggiat lingkungan hidup dan Tunas Hijau memberikan beberapa keranjang pengolahan sampah organik (komposter) pada masyarakat di depan sekolah. Masyarakat yang menerima komposter tadi adalah penjual makanan dan minuman di depan sekolah. Sebelumnya, cara penggunaan komposter tersebut disampaikan empat siswa penggiat lingkungan hidup di sekolah yang beralamat di Jl. Simo Sidomulyo XI / 7 Surabaya.

Pemberian komposter tersebut adalah tindak lanjut dari program pemantauan sungai yang sudah beberapa bulan terakhir dilaksanakan di SDN Petemon XIII Surabaya bersama Tunas Hijau. Harapannya, masyarakat bisa ikut serta aktif menjaga kebersihan sungai dengan mengolah sampah organik yang dihasilkan. Mengingat, hasil survei yang dilakukan siswa tim lingkungan hidup SDN Petemon XIII didapat bahwa masyarakat di sekitar sekolah masih sering membuang sampah sisa makanan ke sungai. Tidak jarang sampah sisa makanan dibuang langsung ke sungai atau melalui aktivitas mencuci peralatan makan dan masak.

Dijelaskan Ewik Rizkita Putri, siswa anggota tim lingkungan hidup SDN Petemon XIII Surabaya, pengolahan sampah organik dengan keranjang komposter ini menyerupai pengolahan kotoran yang dilakukan kucing. “Sebelum buang kotoran atau berak, kucing kalau mau buang kotoran biasanya mencari tanah. Sebelum buang kotoran kucing membuat lubang dulu di tanah. Setelah kotoran dibuang ke lubang, kucing lantas menutupinya dengan tanah kembali hingga tidak berbau,” kata Ewik Rizkita Putri didampingi tiga juniornya Anggi, Yola dan Pipit.

Dikatakan Ewik bahwa sampah sisa makanan yang diolah dengan komposter ini sudah mulai terurai setelah dua hari. Selain itu komposter yang berbentuk keranjang ini tidak menimbulkan bau busuk karena sudah dilengkapi dengan bantalan sekam. “Bantalan sekam di bagian atas komposter ini berfungsi menyerap bau busuk. Sehingga komposter ini bisa ditempatkan juga di dalam rumah,” kata Ewik Rizkita.

Pemberian komposter masih hanya pada dua rumah tangga. “Rumah tangga yang menerima bantuan komposter itu masih yang sehari-harinya berjualan makanan dan minuman yang berlokasi di depan sekolah. Bila komposter bisa dimanfaatkan secara optimal, maka sekolah bersama Tunas Hijau akan mengusahakan pemberian komposter pada rumah tangga lain pada satu kampong,” kata Ewik. Tim lingkungan hidup SDN Petemon XIII dan Tunas Hijau akan memantau penggunaan komposter tersebut secara berkala. (roni)