Siswa Kelas VI SDK Santa Theresia I Surabaya Ujian Praktek LH

Ujian praktek yang dilaksanakan siswa kelas VI SDK St. Theresia I Surabaya agaknya sedikit berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya. Perbedaan itu ada karena sekolah yang terletak di jalan Residen Sudirman 5 Surabaya memasukkan pelajaran lingkungan untuk menjadi salah satu nilai ujian praktek bagi kelas VI. Pada kesempatan ini, aktivis Tunas Hijau Adetya Firmansyah menjadi penguji dalam ujian praktek tersebut, Sabtu (18/4). Materi yang diujikan tentang pengolahan sampah basah dan pendaurulangan sampah kering.

Sebanyak sembilan belas siswa kelas VI ikutserta pada ujian praktek tersebut. Tunas Hijau memberikan kesempatan pada siswa-siswa tersebut untuk memilih materi ujian yang akan mereka praktekkan. Akhirnya dua proyek lingkungan mereka pilih untuk dijadikan materi ujian praktek, yaitu daur ulang sampah kertas dan pengolahan sampah basah metode keranjang takakura. Untuk siswa yang mempraktekkan pengolahan sampah basah terlebih dahulu diajak mencari sampah basah di sekolah. Sedangkan siswa yang mempraktekkan pendaurulangan sampah kertas diajak untuk mencari sampah kertas atau kertas bekas.

Seharusnya siswa yang mengambil materi pengolahan sampah kertas mempraktekkan langsung cara pendaurulangan sampah kertas. Namun, karena dua blender yang biasanya digunakan untuk praktek semuanya tidak bisa menyala atau rusak, akhirnya Tunas Hijau memutuskan untuk menguji dengan hanya menerangkan cara dan bahan yang digunakan. Sementara itu, siswa yang mempraktekan pengolahan sampah basah tanpa kesulitan menjelaskan dan memperagakan cara pengolahan di depan tim penilai Tunas Hijau.

Meskipun siswa-siswa yang terlibat dalam ujian praktek tersebut adalah anggota tim lingkungan SDK St. Theresia I Surabaya. Namun masih ada beberapa siswa yang kurang tepat dalam menjelaskan materi yang disampaikan. Seperti penjelasan tentang fungsi dari bantalan sekam di keranjang komposter. Menurut beberapa siswa fungsi bantalan sekam adalah untuk mempercepat proses pembususkan karena di dalam sekam terdapat mikro organisme yang berfungsi sebagai pengurai. Padahal fungsi bantalan sekam sendiri adalah untuk menyerap cairan sampah dan mengurangi bau yang keluar dari dalam keranjang.

Sementara itu, siswa yang mempraktekkan pendaurulangan sampah kertas juga mengalami kebingungan ketika menjelaskan cara pembuatan kertas yang tidak terlalu tebal. Pertanyaan yang disampaikan Tunas Hijau ini dijawab spontan oleh beberapa siswa “Biasanya kebetulan, Kak.” Padahal untuk menghasilkan kertas yang tidak terlalu tebal bisa disiasati ketika menyaring bubur kertas dengan tidak mencelupkan alat cetak terlalu dalam. (adetya)