Siswa SD Al Muslim Buat Kertas Daur Ulang Untuk Lomba Poster

Sabtu pagi tadi (11/4), kondisi SD Al Muslim Wadung Asri Sidoarjo cukup panas ketika puluhan siswa anggota tim lingkungan hidup SD Al Muslim membuat kertas daur ulang dari koran-koran bekas. Namun, kondisi itu tidak menyurutkan semangat pejuang-pejuang cilik lingkungan hidup dari SD Al Muslim untuk melaksanakan daur ulang kertas bekas tersebut. Berbagai perlengkapan telah disiapkan sebelumnya. Peralatan itu seperti blender, kotak besar, alat cetak, kanebo dan juga papan triplek. Tidak lupa juga koran sebagai bahan dasar membuat kertas daur ulang.

Tunas Hijau mengawali pelaksanaan daur ulang tersebut dengan memberikan wejangan tentang manfaat dari mendaur ulang kertas dan dampak positif dari perilaku menggunakan kertas secara bijaksana. Meskipun mendaur ulang sampah kertas menjadi kertas baru bukanlah hal baru yang dilakukan oleh siswa anggota tim lingkungan hidup SD Al Muslim Wadung Asri, namun tetap saja kegiatan tersebut terasa istimewa. Hal ini mengingat anggota tim lingkungan hidup harus membuat kertas daur ulang minimal 200 lembar untuk digunakan dalam lomba membuat poster lingkungan dalam rangka memperingati Hari Bumi.

Menurut Intan Larasati, guru koordinator Green Education Sekolah Al Muslim Wadung Asri, peringatan Hari Bumi yang akan digelar SD Al Muslim Wadung Asri ini akan digabung dengan peringatan Hari Kartini. “Konsepnya sama seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya. Hanya saja yang membedakan adalah kostum yang akan dikenakan oleh siswa dan guru adalah baju adat atau memakai kebaya,” ujar Intan Larasati.

Pembuatan kertas daur ulang untuk media membuat poster lingkungan hidup sebenarnya sudah dilakukan tiga hari sebelumnya. Selama tiga hari itu para siswa telah menghasilkan sekitar seratus lembar kertas daur ulang. Pada pendaurulangan kali ini berhasil membuat sekitar tujuh puluh lembar. Siswa-siswa tim lingkungan SD Al Muslim Wadung Asri sengaja membuat kertas daur ulang melebihi target yang telah ditentukan oleh sekolah, mengingat dari semua kertas yang jadi tidak semuanya layak digunakan. (adetya)