Siswa Tim Lingkungan Hidup SDN Petemon XIII Surabaya Pantau Kondisi Sungai Sekitar Sekolah

Pemantauan air sungai dilakukan sepuluh siswa anggota tim lingkungan hidup SDN Petemon XIII Surabaya, Jumat (10/4) pagi. Pemantauan sungai yang berada di sebelah utara sekolah itu dilakukan dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Bumi yang dilakukan Tunas Hijau di SDN Petemon XIII Surabaya. Selama sekitar 3 jam kesepuluh siswa sekolah yang menjadi nominasi Sekolah Adiwiyata Nasional 2009 itu duduk di sekitar sungai dengan pandangan mata tertuju pada air sungai yang mengalir. Ada yang mengamatinya dari jembatan. Ada juga yang mengamatinya dari pinggir sungai di bawah pohon yang cukup rindang.

Dari pengamatan yang dilakukan para siswa itu, diketahui bahwa sungai di dekat SDN Petemon XIII Surabaya itu airnya tidak jernih. Ini seperti kebanyakan sungai yang ada di Surabaya dan kota-kota besar lainnya. Belum lagi aneka jenis sampah ada di sungai itu. “Sampah yang banyak terlihat mengapung di permukaan adalah jenis sampah non organik. Ada sampah kantong kresek/plastik, bungkus deterjen, pempers, pembalut wanita, sandal bekas dan pembungkus snack,” kata Ricky, siswa kelas IV B SDN Petemon XIII Surabaya, yang juga anggota tim lingkungan hidup.

Jenis sampah organik juga terlihat banyak dibuang ke sungai itu. Kebanyakan ukuran sampah organiknya cukup kecil. Biasanya sampah organik yang berukuran kecil ini sisa makanan atau sisa dapur. “Ada sisa sayuran, terong, tangkai lombok, dan sisa makanan. Sampah-sampah ini dibuang bersama air cucian piring dan gelas dari masing-masing rumah,” kata Abul Khoiri, siswa kelas IV A SDN Petemon XIII Surabaya. Lebih lanjut Abul juga menjelaskan bahwa tidak sedikit orang yang membuang sampah langsung ke sungai tanpa melalui saluran pembuangan dari rumah. “Ada bantal, keset dan bermacam-macam jenis sampah lainnya,” kata Abul.

Menindaklanjuti hasil pemantauan itu, para siswa yang tergabung dalam tim lingkungan hidup SDN Petemon XIII Surabaya berencana mengajak masyarakat di sekitar sungai di sekolahnya untuk melakukan pengomposan. Caranya sampah organik sekecil apapun yang dihasilkan di rumah diminta untuk diolah menjadi pupuk kompos. “Kami akan mendistribusikan keranjang komposter untuk pada beberapa rumah di pinggir sungai di dekat sekolah. Dua diantaranya adalah rumah penjual makanan yang berada tepat di depan sekolah. Kebetulan kami mendapat bantuan beberapa keranjang komposter dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya,” kata Risa, siswa kelas IV, salah satu anggota tim lingkungan hidup SDN Petemon XIII Surabaya. (roni)