Finalis Pangeran & Puteri LH 2009 Kunjungi LPA Sampah Benowo

Sampah selalu dihasilkan setiap orang dimanapun berada, tidak terkecuali orang Surabaya. Sampah bisa pula menjadi masalah bagi setiap orang. Mengenalkan masalah sampah tidak harus dengan pelajaran di dalam ruangan ber-AC. Pengenalan itu tentunya lebih mengena dengan peninjauan lapangan ke tempat-tempat yang bernuansa sampah. Seperti yang dilakukan para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2009 menandai hari pertama karantina, Kamis (21/5).

Di Lahan Pembuangan Akhir Sampah (LPA) Benowo itu, para finalis diajak untuk mengetahui akhir dari perjalanan sampah yang mereka hasilkan sehari-hari. Mengingat, selama ini, kebanyakan masyarakat, hanya ingin sampah yang dihasilkan agar cepat pindah dari kita tanpa memikirkan kemana larinya sampah yang dibuang. Kunjungan ke lahan pembuangan akhir sampah warga Surabaya ini diikuti ketiga pemuda simpatisan Tunas Hijau dari luar negeri. Ketiga simpatisan itu adalah Mandy Lim Pei Mun dari Malaysia, Pasquelle van der Jagt dari Belanda dan Curtis Deschambault dari Kanada.

Di LPA Benowo, para finalis pangeran & puteri lingkungan hidup 2009 itu tidak hanya melihat truk-truk sampah membuang sampahnya. Anak-anak tidak hanya melihat ribuang pemulung yang berlomba-lomba mencari sampah non organik bernilai jual. Namun, anak-anak itu juga berdialog dengan petugas pengelola LPA Benowo. Disampaikan Suyono, petugas LPA Benowo, bahwa luas LPA Benowo ini adalah 37 hektar dengan 26 hektar lahan sudah terpakai. “Volume sampah yang dibuang ke LPA sampah itu adalah 4000-5000 meter kubik sampah yang diangkut dengan sekitar 260 truk sampah,” kata Suyono.

Banyaknya pemulung sampah yang beroperasi di lahan ini juga menjadi perhatian para finalis. Para finalis pun dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh pemuda simpatisan Tunas Hijau dari luar negeri. Mereka lantas melakukan wawancara dengan para pemulung sampah non organik yang sangat mudah ditemukan di sana. Beberapa pertanyaan yang dilontarkan diantaranya adalah jenis sampah non organik yang bernilai ekonomi dan yang tidak bernilai ekonomi. Dengan data ini para finalis diharapkan mau melakukan pemilahan dan pengolahan sampah di rumah dan sekolah.

Selesainya setiap kelompok melakukan melakukan wawancara dengan pemulung, aktivitas di LPA yang beroperasi sejak tahun 2001 ini dilanjutkan dengan mengunjungi instalasi pengolahan air lindi. Lindi adalah cairan yang dihasilkan dari penumpukan sampah organik. Bila cairan sampah organik ini tidak diolah, dalam jumlah sampah yang sangat besar seperti di LPA Benowo, maka cairan ini bisa mencemari tanah dan air bawah tanah di sekitarnya. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *