Pasquelle, Gadis Belanda Magang Bekerja 2 Bulan di Tunas Hijau Untuk Program Lingkungan Hidup

Untuk menuju Surabaya, gadis ini harus menempuh perjalanan pesawat selama 16 jam. Perbedaan waktu yang ada antara Surabaya dan negara asalnya juga terpaut antara 7 – 8 jam. Ini karena gadis yang telah menyelesaikan kuliah S1 jurusan Farmasi University of Twente, Enschede, ini berasal dari Belanda di benua Eropa. Namanya Pasquelle van der Jagt atau biasa dipanggil Pasquelle atau Pas. Dia akan dua bulan bersama Tunas Hijau untuk melakukan pembinaan lingkungan hidup di sekolah-sekolah dan masyarakat sekitar.

Menurut Pasquella yang lahir di kota Ede, Belanda, tahun 1986 ini, program magang bekerja di Tunas Hijau ini menarik perhatiannya. “Saya tertarik karena bidang yang digarap adalah lingkungan hidup. Saya juga tertarik karena ingin berbagi pengetahuan tentang lingkungan hidup dan alam sekitar dengan orang lain di bagian lain bumi ini. Khusus di Kota Surabaya bersama Tunas Hijau, saya ingin bisa terlibat dalam membuat perbedaan yang lebih baik untuk lingkungan hidup,” kata Pasquelle yang saat ini sedang belajar S2 Jurusan Farmasi di University of Twente, Enschede, Belanda.

Mengenai isu lingkungan hidup yang paling menarik perhatian Pasquelle saat ini adalah isu air. “Di negara saya berasal, Belanda, pengelolaan air sangat penting, karena separuh dari negara Belanda terancam akan berada di bawah air laut. Namun, kondisi yang saya alami di Belanda berbeda dengan di Indonesia dan khususnya Surabaya. Di Indonesia, isu tentang air lebih tentang bagaimana mendapatkan air bersih yang layak konsumsi. Di Belanda isunya bagaimana mencegah air laut tidak menenggelamkan daratan yang ada. Namun, saya suka dengan perbedaan yang ada dan akan membuat beberapa program tentang air bersama Tunas Hijau,” kata Pasquelle.

Sementara itu, pada kunjungan pertamanya di markas Tunas Hijau Surabaya, Minggu (17/5) sore, Pasquelle nampak kagum dengan banyaknya anak-anak dan remaja yang ada di markas. “Saya kagum dengan banyaknya anak-anak dan generasi muda yang benyak terlibat di Tunas Hijau. Mereka nampak tidak hanya membuang waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna. Namun, mereka nampak terlibat aktif dalam proses penyiapan suatu program,” kata Pasquelle saat menyaksikan beberapa pelajar SMA yang sedang melakukan editing film lingkungan hidup untuk final pangeran dan puteri lingkungan hidup 2009 di markas Tunas Hijau. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *