Peserta Pangput Dari SDN Dr. Sutomo VIII Surabaya Gelar Workshop Daur Ulang Kertas di Lokasi Seleksi Pangput 2009

Seleksi tahap II pangeran dan putri lingkungan hidup 2009 sudah selesai dilaksanakan, Sabtu (2/5). Dari pelaksanaan program yang sudah dimulai Tunas Hijausejak tahun 2002 tersebut menyisakan beberapa kejadian unik. Salah satunya adalah workshop daur ulang kertas yang digelar oleh peserta dari SDN Dr. Soetomo VIII Surabaya. Daur ulang kertas bekas menjadi kertas baru sengaja dilakukan di lokasi seleksi oleh peserta dari SDN Dr. Soetomo VIII Surabaya. Ini untuk menyiapkan bahan untuk membuat media kampanye proyek lingkungan hidup.

Beberapa alat telah mereka siapkan terlebih dahulu di sekolah. Peralatan itu seperti kotak penampung air ukuran besar untuk menampung bubur kertas yang siap cetak. Ada juga 4 pasang alat cetak kertas daur ulang yang mereka bawa. Sesaat setelah semua sudah siap, semua peserta dari SDN Dr. Soetomo VIII Surabaya yang proyeknya daur ulang kertas memulai pelaksanaan daur ulang kertas. Meskipun kotor, mereka nampak antusias membuatnya. Masalah muncul ketika mereka sadar bahwa ada satu alat yang lupa mereka bawa, yakni papan triplek yang biasanya mereka gunakan untuk menjemur bubur kertas.

Alhasil mereka memanfaatkan lantai Kebun Bibit Bratang Surabaya yang terlihat datar. Setelah selesai mencetaknya, masalah lain timbul. Masalah kali ini bukan karena alat yang lupa dibawa, namun karena tidak adanya peserta dari SDN Dr. Soetomo VIII yang menjaga bubur kertas yang sudah dicetak di atas lantai Kebun Bibit Bratang. Hasilnya bubur kertas tersebut banyak yang tidak sengaja terinjak oleh beberapa pengunjung lainnya.

Untungnya seluruh peserta dari SDN Dr. Soetomo VIII sudah membuat kertas daur ulang yang sengaja dibuat sehari sebelum pelaksanaan seleksi tahapan kedua tersebut. Menurut guru pendamping SDN Dr. Soetomo VIII Surabaya Agus Widodo, workshop daur ulang yang digelar oleh siswa-siswanya adalah murni keinginan dari siswa. “Peserta dari sekolah kami ingin menunjukkan bahwa mereka mampu membuat kertas daur ulang, sekaligus juga ingin menunjukkan bahwa kertas yang mereka bawa itu bukan hasil buatan guru atau beli di toko buku,” kata Agus Widodo.

Pelaksanaan daur ulang kertas tersebut ternyata mampu menarik perhatian pengunjung Kebun Bibit Bratang yang lain. Ada juga yang bertanya kepada siswa SDN Dr. Soetomo VIII, bahkan sampai ada yang meminta untuk dibuatkan catatan cara untuk membuat kertas daur ulang lengkap dengan alat dan bahan yang dibutuhkan. (adetya)