Hari Kedua YAWA Malaysia 6th ICCE, 3 Juni 2009 Aneka Workshop Dan Kostum Bertema 3 R

“Hutan merupakan penyokong penting bagi kehidupan, karena banyak makhluk hidup yang keberlangsungan hidupnya tergantung oleh hutan, termasuk juga manusia. Selain itu juga hutan mempunyai peranan penting untuk mengatasi pemanasan global yang sedang terjadi saat ini karena hutan dapat mereduksi CO2 yang ada di udara”, ujar Ms Bernadette Joeman dari SEEN pada sesi paginya kepada peserta ICCE di hari kedua ini. Selanjutnya diteruskan oleh Pn Azura Sharif dari YAWA dengan pembahasan peranan pohon dalam upaya mengurangi pemanasan global.

Setelah itu, Tunas Hijau berkesempatan menyampaikan materi lingkungan hidup kepada peserta ICCE. Materi Kids & Young People Do Actions For A Better Earth yang disampaikan oleh aktivis senior Tunas Hijau Dony Kristiawan mengajak peserta untuk tidak hanya tahu tentang pemanasan global. Namun, materi ini juga mengajak setiap individu harus aktif mencegah perubahan iklim. Penyampaian materi yang dikemas “ala” Tunas Hijau mampu “menggoyang” para peserta, membuat mereka bersemangat untuk bertindak nyata dalam kesehariannya untuk mencegah perubahan iklim. Terlebih ketika mereka diperlihatkan aksi-aksi nyata teman-teman mereka di Indonesia dalam upaya pencegahan perubahan iklim. Ini membuat mereka mempunyai gambaran jelas apa yang harus dilakukan.

Sebelum break, Sepilok Junior Ranger memberikan presentasinya tentang aktifitas lingkungannya dalam konservasi hutan di kawasan Sepilok, Sandakan. Selanjutnya disambung dengan presentasi dari delegasi SMK Bukit Jelutong. Seusai break, peserta dibagi menjadi 10 grup untuk mengikuti sesi workshop hingga makan siang nantinya. Kesepuluh workshop tersebut adalah Water Watch oleh  Departement of Drainage & Irrigation di RDC (Kingfisher Trail) dan Environmental Board Game  oleh WWF Malaysia  di RDC (Rainforest Hall).

Ada juga Animal Footprints oleh Sabah Wildlife Department  di SOURC, EE Games oleh  KK Wetlands Centre di belakang RDC Foyer, Recycling Through Music oleh EDC YAWA  di panggung kegiatan, Compost it, Don’t Waste it! & Garbage Enzyme Making oleh RDC Team di Lake Side Pavilion, ECO Expression in Batik Design di RDC Forestry Gallery Foyer, Sustainable Fish Trap oleh NGO Hutan di lake side pavilion, What bird is that? (Birds Watching) oleh Borneo Bird Club di canopy walkway, dan terakhir Code Blue oleh International Polar Year.

Pada sesi fieldtrip hari ini, peserta kembali mengunjungi beberapa tempat yang sama dengan hari sebelumnya, dimana ada rotasi untuk tempat tujuan tiap grupnya. Khusus untuk grup Sun Bear yang mengunjungi Sepilok Laut, mereka melihat hutan bakau langsung dari laut melalui kapal boat dan berkesempatan berinteraksi dengan masyarakat di kampung nelayan Sepilok. Grup ini merupakan grup dengan field trip terlama dan terjauh untuk hari ini, karena lokasi yang dituju cukup terpencil, dan satu-satunya akses hanya melalui kapal boat.

Di petang hari, ada hal yang cukup menarik, karena setelah makan malam peserta diwajibkan untuk memakai kostum berteman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kegiatan malamnya, tak heran banyak peserta yang sibuk “menyulap” pakaiannya sesuai dengan tema. Tujuan dari pemakaian kostum ini adalah untuk mengajak peserta berani berekspresi dan berpikir kreatif dalam meyalurkan idenya. Ini untuk mendukung apa yang akan mereka lakukan di komunitasnya masing-masing seusai ICCE ini. Tak heran banyak bermunculan manusia plastik ataupun manusia daun dalam sesi malam ini.

Di malam harinya, 4 delegasi Tunas Hijau yaitu Pangeran Lingkungan Hidup (LH) Malang Raya 2008 Muhammad Dakita Zulfikar Albana, Runner Up II Puteri LH Malang Raya 2009 Firsttolia Larasati, Hilmy Rasyad (siswa SD Laboratorium UM Malang) dan Dewi Syuaibatul Islamiyah (siswa SDNBI Tlogowaru Kota Malang), berkesempatan menyampaikan presentasinya tentang proyek lingkungan hidup masing-masing. Pada penyampaiannya, mereka menekankan bahwa anak-anak pun bisa berbuat sesuatu untuk menyelamatkan lingkungan hidup, salah satunya dengan pembuatan proyek-proyek lingkungan hidup seperti mereka. (Dony Kristiswan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *