Lima Mural Anti Udara Kotor Dibuat Oleh Lima Sekolah
Lima orang siswa SD Al Muslim Wadungasri Sidoarjo nampak sibuk menggoreskan kuas cat mereka pada lembaran kain putih. Mereka Kelima siswa itu adalah Verena Julia Utomo, Ramadika Putra Santosa, Salma Nabila, Fikri Arif Rahmadhi dan Sabitha Wina Oktarin. Mereka adalah siswa kelas 6 di sekolah yang mendapat penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional 2009. Mereka didampingi oleh guru Arif Tri Widodo. Mural yang dibuat oleh siswa SD Al Muslim ini adalah bumi yang tersenyum karena polusi udara yang semakin berkurang.
Berbeda dengan mural yang dibuat siswa SD Al Muslim, mural yang dibuat oleh siswa SMA Trimurti Surabaya menyoroti tentang polusi udara yang disebabkan oleh asap rokok. Di mural ini juga disebutkan zat-zat berbahaya yang terkandung pada sebatang rokok. Sepuluh siswa terlibat pada pembuatan mural SMA Trimurti Surabaya. Mereka adalah Anak Agung G.R., Melyta Permata S., Novaria Rizky, Cyntia Putri, Byan A.W., Pieter Yuris, Ardityo Hari, Rangga Dewandaru, Pradita Mayhendra dan Prisca Mayangsari.
Mural yang dibuat oleh para siswa SMK Teknik PAL Surabaya menyoroti tentang bumi yang semakin panas. Semakin panasnya bumi ini disebabkan oleh tingginya polusi udara akibat kendaraan bermotor dan asap-asap industri. Perilaku suka menggunduli rambut kepala juga diekspresikan pada mural ini dengan pesan “Rambut kepala boleh digunduli. Namun, bumi harus digondrongin dengan banyaknya pepohonan yang ditanam”. Lima orang siswa SMK Teknik PAL Surabaya terlibat pada pembuatan mural ini. Mereka adalah Chandra Bayu Suwito, Seno Apriliyadi, Wahyu Prayitno, Rohry Dinda Pinasti dan Henry Firmansyah Albana Zen.
Mural yang dibuat oleh SMK Negeri 5 Surabaya berisi 3 kondisi bumi yang berbeda. Kondisi pertama tentang keadaan bumi dengan hutan-hutan alami yang banyak digunduli. Penggundulan ini menyebabkan bumi menjadi semakin panas. Kondisi kedua tentang banyaknya masyarakat yang peduli dengan menghutankan kembali lahan yang kosong. Kondisi ketiga tentang kondisi bumi yang kembali lestari. Mural SMK Negeri 5 Surabaya ini dibuat oleh Aji Susanto, Armanda Bayu Kurniawar, Agus Sutresna, Fatchur Rozi, Ahmad Sodik Noerpal, Evin Perdana Ustiono, Adi Santosa, Aditya Gaga Pratama, Anas Chudlori, Ahmad Maulana Ramadhan dan Cheppy Oktori.
Sementara itu, SDK Santa Theresia I Surabaya mengikutsertakan dua tim untuk program mural pada Kampanye Anti Udara Kotor di Taman Bungkul Surabaya. Satu tim telah menyelesaikan muralnya, sedangkan satu lainnya masih akan menyelesaikan muralnya di sekolah. Satu tim yang telah menyelesaikan muralnya itu tim yang terdiri dari Alex Nyotokusumo, Monalisa Wijaya Kusuma, Stevani Damai Trilaksono, Tegar Abdi Satritama, Melisa Lukito, Endang Lestari, Seraphine H.P.M. dan Daniel Alfa. Mural yang dibuat tim ini tentang lestarinya lingkungan hidup di luar perkotaan dengan minimnya polusi udara dan banyaknya pepohonan.
Selanjutnya, semua mural bertema Anti Udara Kotor yang dibuat dalam rangkaian Kampanye Anti Udara Kotor di Surabaya, Sabtu (6/6), ini akan dipamerkan secara internasional Mesir. Pameran mural yang juga diikuti oleh seluruh mural dari seluruh dunia ini direncanakan menutupi piramida di Mesir. Pameran internasional yang akan dilaksanakan September 2010 ini merupakan rangkaian program International Art Miles Mural Project dalam rangka puncak Dekade Perdamaian Dunia dan Anti Kekerasan Pada Anak Internasional bersama UNESCO.
Tentunya, sebelum seluruh mural-mural di Indonesia dipamerkan dalam pameran internasional di Mesir, Tunas Hijau akan mengadakan pameran mural-mural tersebut di skala nasional. Sementara itu, sebelum pelaksanaan mural pada Kampanye Anti Udara Kotor di Taman Bungkul Surabaya, Tunas Hijau telah menggelar Indonesia Art Miles di beberapa kota di Indonesia. Penyelenggara Indonesia Art Miles sebelumnya adalah SDK Santa Theresia I Surabaya, SDN Petemon 13 Surabaya, Sekolah YPJ Kuala Kencana Mimika – Papua, Sekolah YPJ Tembagapura Mimika – Papua dan SDN Petrokimia Gresik. (roni)