Marak, 800 Orang Kampanye Anti Udara Kotor di Sepanjang Jl. Raya Darmo dan Taman Bungkul Surabaya

Ratusan elemen masyarakat terlihat memadati area lapangan Taman Bungkul Surabaya, Sabtu (6/6). Kedatangan mereka adalah untuk meramaikan Kampanye Anti Udara Kotor (KAUK) yang digelar dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang setiap tahunnya diperingati 5 Juni. Kampanye Anti Udara Kotor tersebut diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Kementerian Negara Lingkungan Hidup Indonesia. Kampanye Anti Udara Kotor ini juga serentak dilaksanakan di 6 kota besar lain di Indonesia, yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Makasar dan Denpasar. Di Surabaya sendiri yang menjadi direktur Kampanye Anti Udara Kotor adalah Septian Yudha yang juga seorang siswa SMA Negeri di surabaya.

Beragam kegiatan dilakukan Tunas Hijau untuk menambah semarak Kampanye Anti Udara Kotor ini. Diantaranya jalan sehat yang dipadu dengan kampanye damai, lomba poster untuk pelajar sekolah dasar, lomba komik pendek untuk pelajar SMP, lomba membuat blog untuk pelajar SMA dan pesta mural yang semuanya bertema Anti Polusi Udara. Hiburan panggung seperti musik band, drama, pantomin, break dance dan undian berhadiah bagi tim-tim peserta juga digelar untuk memarakkan suasana kampanye di Taman Bungkul Surabaya. Pun pameran tentang anti udara kotor dan gelar permainan ular tangga.

Dari berbagai macam kegiatan yang digelar, jalan sehat yang dipadu dengan kampanye damai merupakan inti dari kampanye anti udara kotor. Terhitung lebih dari 800 orang mengikuti kegiatan. Mereka yang terlibat adalah dari berbagai golongan usia. Ada anak-anak hingga orang tua. Ada pelajar sekolah dasar, pelajar sekolah menengah pertama, pelajar sekolah menengah atas, mahasiswa, guru, karyawan swasta dan ibu-ibu rumah tangga tersebut. Sebagian besar dari mereka mengikuti kampanye tersebut dengan aneka dandanan yang menyuarakan anti udara kotor.

Komunitas yang terlibat pada kampanye ini adalah PKK Kelurahan Wonokromo, PKK Kelurahan Darmo, Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan Hidup (KJPL), Paguyuban Pangeran & Puteri Lingkungan Hidup, Siklus ITS, Komunitas Low Rider, Paskibraka Surabaya, AIESEC dan Paguyuban Cak & Ning Surabaya. Demikian juga dengan empat pemuda simpatisan Tunas Hijau dari Kanada Curtis Deschambault, Belanda Pasquelle van der Jagt, Australia Pippin Barry dan Malaysia Mandy Lim Pei Mun.

Sekolah-sekolah peduli lingkungan hidup di Surabaya juga banyak yang terlibat pada kampanye anti udara kotor ini. Mereka yang ikut serta adalah SMP Negeri 20 Surabaya, SMP Negeri 15 Surabaya, SMP Negeri 5 Surabaya, SMP Negeri 31 Surabaya, SMA Negeri 19 Surabaya, SMA Negeri 12 Surabaya, SMA Negeri 11 Surabaya, SMA Trimurti, SMK Teknik Pal Surabaya, SMK Negeri 5 Surabaya dan SMK Negeri 1 Surabaya. Ada pula SD Al Muslim Wadungasri, SDK Santa Theresia I Surabaya, SDN Petemon 13 Surabaya, SDN Kertajaya X Surabaya, SDN Kandangan I, SDN Kandangan III, SDN Sambikerep II, SDK Santa Theresia I, SDK Kristus Raja, SMAK Santa Maria Surabaya dan SDN Medokan Semampir II Surabaya.

Jalan sehat dipadu kampanye damai yang menempuh jarak 1,5 km tersebut semakin terasa berbeda dengan jalan sehat yang sering digelar. Perbedaan ini disebabkan setiap peserta dari berbagai komunitas tersebut telah menyiapkan yel-yel anti udara kotor sebelumnya. Setiap komunitas itu juga diharuskan menggunakan berbagai macam atribut tentang anti udara kotor. Seperti halnya yang disiapkan oleh SMP Negeri 5 Surabaya, yang beranggotakan sekitar 35 orang siswa dan guru. Tim SMP Negeri 5 menggunakan baju seragam olah raga dengan atribut topi yang dihiasi dedaunan. Mereka juga menambahkan sayap burung di belakang punggung masing-masing siswa.

Bukan hanya SMP Negeri 5 Surabaya yang membawa atribut dan slogan-slogan ajakan anti udara kotor. Semua komunitas lain juga melakukan hal yang sama. Bahkan ada tim terlihat membawa tandu yang diatasnya ada pocong dari kain putih bertuliskan ”Jenasah Udara Bersih”. Penampilan tersebut dibawakan oleh SMA Negeri 11 Surabaya. Ada lagi dari SDN Kandangan I Surabaya yang memakai kostum seragam olah raga dilengkapi dengan rompi dari karung beras dan topi dari botol air mineral.

Setelah pelaksanaan jalan sehat selesai dan semua tim peserta berkumpul di Taman Bungkul, masing-masing tim wajib menampilkan yel-yel mereka satu persatu di tengah lapangan. Kondisi mulai menyengat di Taman Bungkul saat penampilan yel-yel tersebut bukan menjadi halangan bagi tim-tim peserta kampanye untuk tetap menampilkan yel-yel mereka. Selain yel-yel, aneka kegiatan lomba juga langsung digelar seperti lomba poster, komik, membuat blog dan pesta mural.

Selama pelaksanaan lomba-lomba tersebut, peserta dihibur dengan penampilan dari band-band SMA yang membawakan beberapa lagu lingkungan. Seperti Friends Band yang juga band Tunas Hijau yang beranggotakan siswa dari beberapa SMA di Surabaya. Band-band lain yang ikut memarakkan kampanye anti udara kotor ini adalah Butique Band, Smada Big Band, My Mother is Hero Band,  A.R.A Band dan Be Soul Band.

Selain penampilan band-band tersebut, juga ada penampilan drama lingkungan hidup dari SMK Negeri 1 dan break dance dari komunitas Pabreak Squad yang beranggotakan siswa dari beberapa SMA/SMK. Ada pula pantomim dari para pelajar SMK Negeri 1 Surabaya. Kegiatan panggung diakhiri dengan penyampaian tim favorit kampanye. Ketiga tim favorit tersebut adalah SDN Kandangan I sebagai tim favorit I, SMA Negeri 11 sebagai tim favorit II dan SMA Negeri 12 Surabaya sebagai tim favorit III. (adetya/roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *