Mengunjungi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Minum di New Water, Singapura
Pada hari kedua, Selasa (9/6), rombongan diajak mengunjungi pasar tradisional masyarakat India di Singapura, yakni Pasar Mustopa. Untuk menuju tempat ini, rombongan menaiki kereta api bawah tanah. Istilah sangat memaksimalkan lahan untuk Singapura ternyata tidak berlebihan, mengingat stasiun kereta api bawah tanah ada sekitar 3 tingkat. Setiap tingkat terdapat kereta api yang menuju ke berbagai tempat di Singapura.
Keberadaan kereta api bawah tanah ini begitu besar manfaatnya terutama bagi pelajar. Hampir 70 persen penduduk Singapura menggukan transportasi ini untuk tujuan yang berbeda-beda. Dan yang membuat rombongan kaget adalah kebiasaan masyarakat Singapura yang berjalan cepat. Menurut pemandu rombongan Ara, masyarakat Sipangura juga mengenal istilah bangun pagi sebelum didahului ayam berkokok untuk mendapat rejeki dengan mudah.
Untuk masalah program jumlah penduduk Pemerintah Singapura berlainan dengan Pemerintah Indonesia. Bila di Indonesia ada program 2 anak cukup, maka pemerintah Singapura menggelar program wajib 4 anak. Beberapa keuntungan didapat dari program 4 anak tersebut. Yaitu, apabila lahir anak ketiga maka keluarga tersebut mendapat tunjungan sebesar 3000 dollar Singapura. Sedangkan untuk anak-anak yang lahir selanjutnya juga mendapat tunjangan yang sama.
Bagi wisatawan yang berasal dari negara-negara yang belum memiliki atau menetapkan aturan pembatasan merokok, berada di Singapura seperti berada di neraka bagi kaum perokok. Hal ini mengingat untuk merokok mereka harus mencari tempat sampah. Sesuai peraturan yang ada, merokok diperkenankan namun harus dekat dengan tempat sampah. Padahal letak antara satu tempat sampah ke tempat sampah yang lain sangat jauh.
Satu lagi keunggulan negara Singapura, yakni kemudahan mencari bantuan apabila mobil mogok dan tidak tahu nama tempat tersebut. Pengendara hanya butuh menghubungi emergency call, kemudian memberitahukan nomor tiang listrik terdekat dari lokasi dia. Tidak sampai 10 menit mobil derek dan mekanik akan tiba di lokasi. Hal ini disebabkan setiap tiang listrik di Singapura selalu tertera nomor untuk memudahkan siapa saja yang tersesat dan tidak tahu arah tujuannya.
Setelah mengunjungi Mustopa, rombongan kemudian mengunjungi tempat pengolahan air limbah rumah tangga yakni New Water. New Water tidak ubahnya PDAM di Kota Surabaya. Bedanya, adalah kualitas air yang disalurkan melalui pipa ledeng ke rumah-rumah dan ke tempat lainnya. New Water juga menjual air kemasan dalam botol 100 ml. New Water didirikan mulai tahun 1990 dengan tujuan membuat sumber air layak minum mandiri. Ini dilakukan, mengingat selama ini Singapura selain mengolah air laut menjadi air tawar. Singapura juga membeli bahan baku air dari Malaysia untuk memenuhi kebutuhan air penduduknya.
Di New Water, air yang berasal dari pemukiman, perkantoran dan sebagainya diolah memalui 4 tahapan. Tahapan pertama adalah tahapan penyaringan benda-benda besar seperti plastik, tissue dan lain sebagainya. Kemudian disaring lagi dengan menggunakan membran penyaring yang sangat kecil. Begitu kecilnya hingga virus tidak bisa masuk. Tahapan ketiga, air yang sudah disaring tersebut kemudian di ozonisasi atau pencampuran dengan zat ozon untuk menambah kadar oksigen di dalam air. Tahapan terakhir disinari dengan Ultra Violet untuk memastikan tidak ada zat berbahaya yang terkandung.
Setelah selesai mengunjungi New Water, perjalanan rombongan dilanjutkan menuju ke kantor imigrasi Singapura untuk ke Malaysia dengan menggunakan jalur darat. Selepas dari kantor imigrasi Singapura rombongan melanjutkan perjalanan menuju kantor imigrasi Malaysia yang hanya berjarak sekitar 20 menit dari kantor imigrasi Singapura. (Adetya Firmansyah)