Workshop Lingkungan Hidup di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu
Udara pagi hari, Sabtu (6/6), di Kota Kinabalu yang cukup sejuk dengan cepat segera berganti dengan panas cukup menyengat, walaupun saat itu waktu masih menunjukkan pukul 08.00. Di hari terakhir di Malaysia, rombongan Tunas Hijau melakukan workshop lingkungan hidup di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Malaysia bersama Konsulat Indonesia di Kota Kinabalu, Malaysia.
Menurut penuturan dari Teguh, salah satu guru Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), kondisi seperti ini terjadi karena lokasi Kinabalu yang berada tepat di Ekuator atau garis katulistiwa. Namun panas yang cukup terik tersebut tak menyurutkan niat rombongan Tunas Hijau untuk saling berbagi pengalaman dengan para siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Indonesia Kota Kinabalu. Yang patut diacungi jempol dari para siswa SIKK ini adalah semangat mereka yang tinggi untuk memperoleh pendidikan. Walaupun acara workshop dimulai pukul 08.30, namun sejak pukul 7 pagi mereka telah datang ke sekolah. Padahal, untuk sampai ke SIKK ini mereka harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Bangunan SIKK dari luar tidak tampak seperti sekolah. Karena letaknya yang berada di kawasan pertokoan dan berbaur dengan pertokoan lainnya, sehingga tidak nampak kalau ada bangunan sekolah. Berdasarkan informasi yang diterima dari Kepala SIKK Dadang, sekolah ini berdiri Desember 2008, dengan kata lain umurnya kurang sekitar 6 bulan. Rencananya, setelah 3 tahun berjalan, akan dicarikan bangunan permanen yang cukup nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Namun, jumlah siswa di sekolah ini cukup banyak, yaitu sekitar 200 siswa. Jumlah tersebut baru mencakup sekitar 40 persen jumlah keseluruhan anak Indonesia yang ada di Kinabalu.
Workshop Tunas Hijau di SIKK ini cukup istimewa, karena Konsul RI di Kinabalu Malaysia Rudhito Widagdo turut hadir di workshop ini. Secara bergantian 4 delegasi Tunas Hijau Pangeran Lingkungan Hidup (LH) Malang Raya 2008 Muhammad Dakita Zulfikar Albana, Runner Up II Puteri LH Malang Raya 2009 Firsttolia Larasati, Hilmy Rasyad (siswa SD Laboratorium UM Malang) dan Dewi Syuaibatul Islamiyah (siswa SDNBI Tlogowaru Kota Malang) menyampaikan proyek lingkungan hidupnya di hadapan para siswa SIKK. Para siswa begitu semangat dalam mengikuti workshop ini, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang meluncur dari bibir mungil mereka.
Agus Sriwulan dan Isnaeni, guru pendamping delegasi Tunas Hijau pun tak mau kalah. Mereka bergantian memotivasi para siswa SIKK untuk terus belajar supaya mereka bisa menjadi orang yang pandai. Tak lupa rombongan Tunas Hijau mengajak peserta menyanyikan lagu Laskar Pelangi-Nidji. Lagu ini dinyanyikan untuk mengingatkan mereka agar tidak putus asa walaupun sekarang sedang jauh berada di negeri orang. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Konsul Widagdo, bahwa mereka harus rajin belajar supaya bisa menjadi dokter, guru ataupun polisi sesuai dengan yang mereka cita-citakan.
Selesai workshop di SIKK, rombongan Tunas Hijau dan peserta semua berangkat bersama untuk mendukung timnas Indonesia PSSI U-13 bertanding melawan Vietnam di komplek Olahraga Kinabalu. Panas cukup menyengat tak menghalangi rombongan Tunas Hijau dan siswa SIKK berteriak lantang mendukung pasukan merah putih bertanding. Hasilnya luar biasa, timnas Indonesia dapat menggilas Vietnam 8 gol tanpa balas. Sungguh kebanggaan melihat tim Indonesia dapat menang di negara tetangga. Rasanya tidak sia-sia berpeluh ria di pinggir lapangan. (Dony Kristiawan)