Kampanye Anti Udara Kotor di Terminal Joyoboyo, Aksi Simpatik Membuat Mural Lingkungan Hidup dan Bersih-Bersih Sampah

Sedikitnya 50 orang melakukan aksi simpatik di terminal Joyoboyo, Surabaya, Minggu (5/7) pagi hingga siang tadi. Kelima puluh orang itu adalah siswa SD, SMP dan SMA yang tergabung dalam Tunas Hijau. Nampak juga pemuda simpatisan Tunas Hijau Pasquella van der Jagt dari Belanda dan Pippin Barry dari Australia. Pada aksi yang dimotori oleh paguyuban Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2009 ini mereka menghias beberapa dinding dan pot tanaman terminal Joyoboyo dengan lukisan atau mural bertema lingkungan hidup. Bersih-bersih sampah juga dilakukan pada aksi simpatik Anti Udara Kotor itu.

Disampaikan Direktur Kampanye Anti Udara Kotor Gefari Perwira Z. bahwa aksi simpatik ini dilatarbelakangi oleh kesan terminal di Surabaya dan Indonesia umumnya yang dikenal masyarakat sebagai tempat yang kurang nyaman. “Selama ini terminal bus dan angkutan kota di Surabaya terkesan sebagai tempat yang tidak aman dan banyak sampah berserakan. Kalaupun toilet-toilet yang ada di terminal itu tidak bau amoniak, karena di toilet itu tidak gratis. Namun, bau kencing atau amoniak seringkali tercium di luar toilet terminal,” kata Direktur Kampanye Anti Udara Kotor Runner Up II Pangeran LH 2009 Gefari Perwira Z.

Menurut Gefari aksi Anti Udara Kotor ini tidak hanya selesai di terminal pada sehari ini saja. “Akan ada program lanjutan dari paguyuban Pangeran & Puteri Lingkungan Hidup 2009 di terminal Joyoboyo ini untuk membuat terminal ini lebih nyaman bagi masyarakat yang akan menggunakan transportasi umum. Bila terminal ini nyaman bagi masyarakat, maka akan semakin banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas transportasi umum. Sehingga, polusi udara juga akan dapat dikurangi,” kata Gefari.

Aksi membuat mural lingkungan hidup tidak hanya dilakukan oleh anak-anak dan remaja yang tergabung di Tunas Hijau itu. Beberapa orang tua paguyuban Pangeran & Puteri Lingkungan Hidup 2009 juga ikut serta pada mural ini. Nampak ada kedua orang tua Farah Dilla dari SDN Manukan Kulon III Surabaya. Bahkan finalis Puteri LH 2009 Farah Dilla juga mengajak kakak dan teman kakaknya ikut serta. Ada juga kedua orang tua Runner Up Puteri LH 2009 Nyimas Salsabila dari SDN Kandangan III dan kedua orang tua Runner Up II Pangeran LH 2009 Gefari Perwira Z. dari SDN Kaliasin I.

Pada aksi simpatik ini juga dihadirkan maskot beberapa kupu-kupu raksasa yang dipakai oleh beberapa aktivis. Maskot kupu-kupu raksasa itu sengaja dihadirkan karena kupu-kupu adalah salah satu indikator udara bersih. “Kupu-kupu sangat susah dijumpai di daerah dengan polusi udara yang tinggi, karena kupu-kupu, seperti halnya burung adalah salah satu indikator bahwa udara di lokasi itu bersih. Adanya kupu-kupu dan burung tentunya juga menandakan bahwa pepohonan di kawasan itu cukup,” kata Pangeran LH 2009 M. Gunawan Wibisono dan Puteri LH 2009 Alya Thallafadhila Listyarini.

Aksi yang dilakukan itu membuat kagum para pengguna jasa terminal yang melintas. Tidak sedikit diantara pengguna terminal yang menyampaikan pujian sambil berjalan sesaat setelah melihat aksi anak-anak itu. Anak-anak yang mengikuti aksi ini juga nampak senang dan bangga, meskipun sebagian aksi ini dilakukan di bawah terik matahari dan diantara hiruk pikuk bus dan angkutan kota di terminal. “Asyik melakukan aksi ini, Kak,” kata Runner Up III Puteri LH 2009 Salsabilah Azura dari SD Al Muslim. Ungkapan Azura diiyakan oleh Runner Up Pangeran LH 2009 Firman Syarifudin dan anggota paguyuban lain yang ikut serta. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *