Pemuda China, Jepang, Belanda, Australia, Hongkong dan Amerika Serikat Bersama Anak-Anak Surabaya Memasak Makanan Khas Negara Masing-Masing

Mengisi masa liburan sekolah, Tunas Hijau – kids & young people do actions for a better earth menggelar kegiatan International Food & Cultural, Jumat (10/7) pukul 14.00 – 17.00 wib di Pool SiteHotel Bisanta Bidakara Surabaya, Jl. Tegalsari 77 – 85 Surabaya. Kegiatan yang disponsori oleh Hotel Bisanta Bidakara Surabaya ini merupakan salah satu program paguyuban Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2009. Mereka pun meminta para peserta yang terlibat mengenakan pakaian batik.

Kegiatan ini melibatkan enam pemuda simpatisan Tunas Hijau dari luar negeri sebagai chefnya. Keenam pemuda tersebut adalah Pasquella van der Jagt dari Belanda, Pippin Barry dari Australia, Sun Yi Feng, Shelly dan Ivy dari China dan Li Dandan dari Hongkong. Tunas Hijau juga melibatkan public affairs officer Konsulat Jenderal Amerika Serikat Andrea De Arment Serikat di Surabaya. Sementara itu dua perwakilan Jepang juga hadir, mereka adalah Takeuhi Hideki dan Nakano Yuko.

Selanjutnya semua pemuda dari luar negeri tersebut diminta bersama anak-anak Surabaya untuk memasak makanan khas negara masing-masing. Sun Yi Feng yang dibantu Puteri Lingkungan Hidup 2005 Marisa Tania memasak Sup Kepiting Jagung, Nasi Goreng Cina, Kung Pao Chicken dengan Lumpia Goreng sebagai makanan pembuka. Pasquella memasak Italian Pasta yang menjadi makanan favorit masyarakat Belanda. Sedangkan Li Dandan yang dibantu Ivy dan Shelly memasak Sushi Hongkong.

Humas Konjen AS Andrea de Arment memasak Beef Burger yang menjadi makanan khas masyarakat Amerika Serikat dan mudah didapatkan di Surabaya. Pippin Barry memasak Australian Meat Pie yang menjadi menu makanan favorit masyarakat Australia. Sementara itu Takeui Hideki dan Nakano Yuko yang mengenakan pakaian khas Kimono memasak Curry Rou atau Kare Jepang. Semua makanan khas dari enam negara itu diracik mulai dari bahan mentahnya di lokasi kegiatan.

Lebih dari lima puluh anak-anak dan remaja Surabaya mengikuti kegiatan ini. Mereka adalah paguyuban Pangeran Puteri Lingkungan Hidup dan perwakilan beberapa SMP Negeri 16, SMP Negeri 31, SMP Negeri 37 dan SMP Negeri 39 Surabaya. Menurut Direktur International Food & Culture Gifari Perwira Zikriyan, kegiatan ini adalah salah satu upaya mengenalkan makanan dan budaya negara-negara di luar negeri tanpa harus menambah Carbon Footprint atau jejak karbondioksida.

”Bila kita harus ke luar negeri hanya untuk mengetahui makanan dan khas budaya negara lain, maka akan banyak karbondioksida yang dihasilkan dari transportasi yang harus ditempuh ke luar negeri. Belum lagi bila transportasi yang digunakan adalah pesawat, maka gas karbondioksida yang dihasilkan akan semakin banyak. Semantara gas karbondioksida menjadi pusat perhatian dunia karena merupakan gas rumah kaca terbesar yang harus dikurangi volumenya di atmosfer bumi,” kata Gifari yang juga Runner Up II Pangeran Lingkungan Hidup 2009. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *