Peringati Hari Anak Nasional, Paguyuban PangPut LH 2009 Bagi-Bagi Balon Pada Pasien Anak Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya

Dengan penuh tenaga Kemas, ayah Runner Up 1 Puteri Lingkungan Hidup 2009 Nyimas Salsabila meniup balon yang ada di kursi tempatnya duduk di lorong Rumah Sakit Islam (RSI) Jl. Ahmad Yani Surabaya, Kamis (23/7). Setelah balon mengembang cukup besar, balon pun diberikan pada Salsabila untuk diikatkan pada tangkai plastik. Kemas tidak sendirian meniup balon tersebut dengan mulut. Ada juga Yuliantoro, ayah finalis Puteri LH 2009 Farah Dilla. Ikut pula beberapa aktivis Tunas Hijau dan mahasiswa China simpatisan Tunas Hijau.

Setelah dirasa balon yang mengembang cukup banyak, Tunas Hijau memulai kegiatan bagi-bagi balon pada para pasien anak rumah sakit itu. Diawali dengan mengunjungi pasien anak di ruang Hijr Ismail RSI A. Yani Surabaya. Di tempat ini Tunas Hijau membagikan sekitar 13 balon. Saat balon-balon dibagikan, banyak dari orang tua pasien yang belum tahu bahwa hari itu merupakan Hari Anak Nasional. Sehingga banyak diantara mereka yang bertanya-tanya “Ada apa ini, Dik?”.

Kemudian rombongan melanjutkan perjalanannya menuju ke ruang Mina dan ruang Musdalifah. Di tempat ini ada 4 pasien anak yang dirawat. Menurut Humas RSI Ahmad Yani Surabaya Drg. Kukuh K. M, banyak pasien anak yang sudah diperbolehkan pulang pagi tadi, sehingga hanya ada 17 pasien saja yang masih rawat inap di RSI A. Yani. “Tadi pagi banyak pasien anak yang sudah diperkenankan pulang, jadinya yang tinggal saat ini hanya ada 17 pasien saja,” ujar Drg. Kukuh K.M.

“Kasihan mereka, di saat yang lain bermain dan bergembira, mereka harus berobat di sini. Semoga dengan membagi-bagikan balon ini, kami sedikit mengurangi kesedihan mereka,” ujar Faradilla Rizky Amalia, Direktur Hari Anak Nasional 2009 Paguyuban Pangeran & Puteri Lingkungan Hidup 2009. Selain balon, lanjut Fara, kami juga membagikan ular tangga dan komik lingkungan. ”Harapannya komik dan permainan ular tangga lingkungan hidup itu bisa dijadikan media bermain selama dalam masa penyembuhan. Setelah sembuh juga diharapkan menjadi lebih berwawasan lingkungan hidup,” kata Farah Dilla. (adetya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *