Runner Up Puteri LH 2009 Dengan Impian Lingkungan Untuk Surabaya

Bagi Runner Up Puteri Lingkungan Hidup 2009 Nyimas Salsabila Rahma Indah Zahra atau biasa dipanggil Caca, mengikuti puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Jawa Timur di Arboretrum, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu memiliki kesan tersendiri. Kesan tersebut bukan karena kesempatan pertama bagi Caca untuk bertatap muka dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang baru beberapa bulan menjabat. Namun, kesan yang dimaksud adalah kondisi lingkungan hidup di desa yang merupakan sumber utama sungai Brantas itu.

Menurut siswa SDN Kandangan III Surabaya ini keadaan air sungai dan got di kawasan Arboretrum itu jernih dan nampak bersih. Kondisi ini berbeda dengan sungai dan saluran air di Kota Surabaya. “Di Surabaya hampir tidak ada sungai atau saluran yang airnya nampak jernih mengalir seperti di Batu. Kondisi ini mungkin disebabkan tidak begitu banyaknya penduduk di sekitar Arboretrum Kota Batu. Sehingga, kalaupun ada yang membuang sampah sembarangan kurang begitu terlihat. Berbeda dengan Kota Surabaya yang berpenduduk jutaan dengan lahan terbatas,” kata Nyimas Salsabila.

Tidak hanya kualitas air yang membuat Caca merasa iri dengan Arboretrum Kota Batu. Namun kondisi kondisi udara yang ada di kawasan itu juga membuatnya iri jika dibandingkan dengan Kota Surabaya. “Kota Batu memiliki lahan yang luas dengan banyak hutan dan sedikit kendaraan bermotor. Cuacanya sejuk pada pagi bahkan siang hari dan dingin pada malam hari. Sedangkan penduduknya tidak banyak seperti di Surabaya dan kendaraan bermotor yang tidak banyak pula,” kata Caca.

Namun, Caca termasuk pribadi menarik yang tidak hanya bisa menuntut atau menyalahkan orang lain atau pemerintah. Caca pun memiliki beberapa rencana untuk menjadikan lingkungan hidup di Surabaya seperti yang dirasakan Caca di Batu. Diantara rencana Caca itu adalah menanam sebanyak mungkin pepohonan di lahan kosong. “Saya akan bersama-sama teman-teman di paguyuban pangeran dan puteri lingkungan hidup 2009 untuk melakukan penanaman pohon dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor,” kata Caca yang saat ini menjadi direktur program keluarga peduli lingkungan hidup.

Sementara itu, bagi Caca yang juga anggota tim lingkungan hidup di sekolahnya, aktif di program lingkungan hidup tidak hanya dilakukan menjelang program penganugerahan pangeran dan puteri lingkungan hidup 2009 saja. Caca sudah aktif di program lingkungan hidup sejak Juli 2007. “Waktu itu sekolah saya, SDN Kandangan III Surabaya, merintis program menuju Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup atau Sekolah Adiwiyata Nasional dengan didampingi Tunas Hijau,” kata Runner Up Puteri Lingkungan Hidup 2009 yang lahir 15 Juni 1999 ini.

Sejak Juli 1999 itu pula, siswa penghobi menyanyi dan membaca puisi ini sudah mulai bergelut dengan pengolahan sampah. “Saya tidak hanya mengetahui teori cara pengolahan sampah. Saya bahkan mempraktekkan beberapa cara pengolahan sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Sampah kertas bisa saya oleh menjadi kertas baru. Sedangkan sampah organik bisa saya oleh menjadi pupuk kompos dengan keranjang komposter atau tong komposter,” kata Caca yang memiliki moto tanamlah sebanyak mungkin pohon. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *