Ajak Siswa SDK Kristus Raja Menyusun Aksi Lingkungan Hidup
Suasana sejuk kebun sayuran SDK Kristus Raja I Surabaya menyambut puluhan siswa kelas IV, V dan VI SDK Kristus Raja Surabaya yang sedang mengikuti workshop lingkungan hidup yang digelar Tunas Hijau, Rabu (12/8). Siswa-siswa tersebut begitu menikmati penjelasan Tunas Hijau di gazebo-gazebo yang tersebar di kebun sayuran milik sekolah di kawasan Wisma Permai itu. Workshop yang digelar oleh Tunas Hijau kali ini merupakan yang ketiga kalinya.
Seperti biasa, mahasiswa kelima mahasiswa China yang magang di Tunas Hijau menyampaikan materi lingkungan di depan siswa-siswa SDK Kristus Raja Surabaya sesuai dengan proyek masing-masing. Michael menjelaskan tentang global warming, Li Dandan dan Chris Lee tentang polusi udara dan polusi air dijelaskan oleh Shelly dan Ivy.
Lebih 1 jam, mahasiswa simpatisan tersebut menjelaskan lagi permasalahan yang ada saat ini. Seperti yang disampaikan oleh Ivy dan Shelly mahasiswa simpatisan China. Menurut kedua mahasiswi tersebut, pencemaran air yang paling banyak saat ini adalah pencemaran yang ditimbulkan oleh aktivitas rumah tangga diantaranya limbah deterjen dan sisa memasak seperti minyak.
Selain penjelasan tentang polusi air, ada juga penjelasan tentang pemanasan global yang diberikan oleh Michael. Menurut Michael penyebab pemanasan global yang paling banyak adalah emisi CO2 yang keluar dari pembakaran bahan bakar fosil yang biasanya digunakan pada transportasi, industri dan energi listrik. Michael juga menjelaskan dampak terjadinya pemanasan global. Diantara dampaknya adalah melelehnya es di kutub utara dan kutub selatan sehingga permukaan laut meningkat dan hilangnya tempat tinggal bagi beruang kutub.
Berbeda dengan disampaikan oleh Li Dandan dan Christ, dua mahasiswa ini menyampaikan permasalahan lingkungan hidup yang terkait dengan polusi udara. Pembahasan yang disampaikan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pembahasan pemanasan global. Mengingat dua masalah tersebut saling berkaitan.
Pada akhir kegiatan, kelompok-kelompok tersebut diwajibkan membuat aksi nyata yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Di kelompok air, anggotanya berencana membuat water filtration atau alat penyaringan air dengan memanfaatkan galon bekas. Kelompok global warming membuat pot bunga dari kardus bekas yang dihias dan akan ditampilkan pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan kelompok polusi udara akan menampilkan drama dengan tema polusi udara. (adetya)