Arak Gambar Mural, Anak-Anak Desa Claket Himbau Warga Untuk Cegah Kerusakan Hutan
Pelaksanaan peringatan sedekah bumi atau lazim disebut “Ruwah Desa” di Desa Claket, Pacet, Mojokerto berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ruwah Desa adalah upacara adat sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen, kesuburan dan rejeki yang diterima penduduk. Tahun ini, Ruwah Desa Claket mengambil tema tentang pelestarian hutan dan sumber air.
Berbagai aktivitas yang bernuansa pelestarian hutan dataran tinggi telah disusun oleh pemuda-pemuda yang tergabung dalam karang taruna. Diantaranya lomba mural lingkungan (2 Agustus 2009). Tidak hanya menggambar saja, Jumat (7/8) mural-mural lingkungan hidup karya anak-anak ini dipamerkan dalam bentuk arak-arakan atau pawai mengelilingi Desa Claket.
Dalam persiapan kegiatan, terlihat kesibukan untuk persiapan pawai tersebut di Balai Desa Claket. Lebih dari 200 anak dari beberapa Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) turut meramaikan pelaksanaan pawai tersebut. Tidak hanya mural, masing-masing sekolah juga membawakan berbagai macam penampilan. SDN Claket I misalnya, selain membawa mural lingkungan hidup yang dihasilkan pada kegiatan mural beberapa waktu lalu, juga menampilkan parade drum band.
Tak mau kalah dengan SDN Claket I, SDN Claket II yang letaknya berhadapan dengan SDN Claket I juga tidak ketinggalan melakukan hal serupa. Demikian juga balita anak-anak dari TK Bina Anaprasa juga meramaikan pawai tersebut dengan membawa bendera merah putih kecil yang ditempelkan di sebatang lidi. Hasilnya, barisan peserta nampak mengular begitu panjang.
Sepanjang pelaksanaan pawai, terdengar riuh rendah suara peserta meneriakkan slogan-slogan untuk mencegah kerusakan hutan. Slogan “Stop.. kayu bakar, ayo tanam pohon” terdengar bersahutan diteriakkan oleh para peserta. Slogan-slogan ini senada dengan pesan-pesan gambar mural lingkungan hidup penuh warna dan kaya makna yang dibawa oleh peserta.
Menurut penuturan Anang Anwardi, ketua panitia “Ruwah Desa Claket”, tema yang diambil ini bukannya tanpa alasan. Kondisi hutan dataran tinggi, yang letaknya tepat di atas Desa Claket, saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat konsumsi kayu bakar penduduk Desa Claket. “Melalui kegiatan ini kami berharap setidaknya warga Desa Claket mulai memikirkan dampak jangka panjang dan jangka pendek tentang penggunaan kayu bakar yang menimbulkan kerusakan hutan,” ungkap Anang di saat pelaksanaan Pawai. (geng)