Bali Punya Pawai “Ogoh-Ogoh”, Claket Punya “Ngarak Ancak”
Perayaan sedekah bumi atau “Ruwah Desa Claket” yang dilaksanakan selama 6 hari dipungkasi dengan ritual “Ngarak Ancak”, Sabtu (8/8). Lebih dari 50 Ancak dari tiap-tiap Rukun Warga (RW) di Desa Claket, Pacet, Mojokerto ikut serta pada Arak Ancak ini. Menurut penuturan warga, menjadi kebanggaan tersendiri bila terpilih sebagai ancak yang paling unik dan indah.
Istilah “Ancak” bagi kebanyakan masyarakat perkotaan mungkin kurang begitu dikenal. Namun, bagi penduduk Desa Claket, “Ancak” adalah suatu bentuk sesaji rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas berkah kesuburan pertanian, sumber air dan rejeki yang telah diterima. “Ancak” sendiri berdimensi utama sebuah kotak persegi panjang dengan dua batang bambu panjang berfungsi sebagai tandu (pikulan dalam bahasa Jawa).
Bentuk Ancak bervariasi dan dihias seindah mungkin. Dalam kotak tersebut diletakkan berbagai macam makanan, buah-buahan, dan berbagai hasil bumi yang dihasilkan penduduk desa. Dalam pelaksanaannya ritual Ngarak Ancak ini mirip dengan Larung Sesaji Pantai Selatan Jogjakarta dan di Gunung Bromo, atau pawai “Ogoh-Ogoh” di pulau Bali.
Ritual Ngarak Ancak di Desa Claket dimulai pukul 08.00 Wib, dimana seluruh Ancak dan penandunya berkumpul di balai desa. Seterusnya, Ancak di arak berkeliling desa dengan akhir rute di tempat tinggal kepala desa. Setibanya di tempat tinggal kepala desa, seluruh penduduk desa yang ada di tempat tersebut melaksanakan doa bersama dipimpin oleh tetua adat yang lumrahnya disebut Modin. Uniknya doa ini dilakukan dalam bahasa Jawa, juga diselingi dengan pantun-pantun penuh humor.
Dalam doa tersebut disampaikan rasa syukur atas karunia yang telah diberikan selama setahun. Juga dipanjatkan harapan-harapan untuk waktu selanjutnya. Usai ritual doa bersama, Ancak-Ancak ini langsung dibagikan kepada seluruh warga yang ada di tempat tersebut. Yang pasti, Ancak yang paling bagus yang menjadi rebutan. Tak ayal, aksi saling dorong pun terjadi untuk berebut mengambil isi Ancak.
Dalam pelaksanaan ritual Ngarak Ancak di Desa Claket ini dihadiri oleh Bupati Mojokerto Soewandhi. Dalam sambutannya Soewandhi mengungkapkan bahwa budaya-budaya lokal seperti ini merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya. Jika dikemas dan dikelola dengan baik, budaya ini menjadi salah satu potensi pariwisata yang membanggakan.
Terkait dengan rasa syukur yang dilakukan, Soewandhi menghimbau tidak hanya sebatas dengan perayaan Ruwah Desa. Namun, diharapkan lebih pada upaya yang dilakukan terus-menerus untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, khususnya kelestarian hutan dan sumber air. Di akhir kegiatan secara simbolis Bupati Mojokerto Soewandhi membuka salah satu Ancak bersama-sama dengan kepala desa dan perangkatnya. (geng)