Kunjungi SMA Negeri 11 Surabaya, 5 Mahasiswa China Salut Perbaikan Yang Dilakukan Siswa Tim LH
Kunjungan kelima mahasiswa China peserta magang Tunas Hijau di SMA Negeri 11 Surabaya, Jumat (14/8) siang, membawa semangat bagi para siswa anggota tim lingkungan hidup sekolah yang berlokasi di Manukan, Surabaya Barat ini. Selama sekitar dua jam, kelima mahasiswa China Jiahui Chen, Ye Xiaohui, Li Hao, Li Dandan dan Wu Shaojing bersama beberapa aktivis Tunas Hijau diajak mengunjungi setiap jengkal sekolah yang dulunya gersang dan perlahan tapi pasti berubah menjadi sekolah yang hijau dan bersih.
Disampaikan Anggriyan Permana, ketua tim lingkungan hidup SMA Negeri 11 Surabaya, bahwa dua tahun lalu jumlah pepohonan pelindung yang tumbuh di sekolah ini bisa dihitung dengan jari. “Dengan lahan kosong yang cukup luas, namun hanya ada sekitar 20 pohon pelindung membuat sekolah ini nampak gersang. Lahan kosong yang tersedia pun seolah tidak bisa dijadikan tempat hidup pepohonan pelindung. Ini kami simpulkan mengingat banyak sekali tanah kering dan pecah-pecah di lahan kosong yang ada di sekolah. Kerikil dan bebatuan sisa bangunan dulunya juga banyak di lahan-lahan kosong sekolah ini,” kata Anggriyan Permana, siswa kelas 12 SMA Negeri 11 Surabaya pada rombongan mahasiswa China.
Perlahan-lahan bersama Tunas Hijau, mereka melakukan perbaikan lingkungan hidup di sekolah ini. “Bebatuan sisa bangunan satu per satu kami pindahkan ke luar sekolah. Setiap jengkal lahan kosong kami tanami. Pada lahan kosong di sebelah utara sekolah, kami jadikan hutan sekolah dengan aneka jenis pepohonan pelindung kami tanam di sana. Pada lahan kosong di sebelah selatan sekolah, kami jadikan taman kelas, dimana setiap kelas diminta menanam dan merawat petak taman yang telah dibuat. Sedangkan pada petak-petak yang sebelumnya lama dibiarkan tidak terawat di depan kelas, kami jadikan taman,” kata Haristyan Chandra, salah seorang penggiat tim lingkungan hidup sekolah ini.
Untuk merealisasikan hutan sekolah di SMA Negeri 11 Surabaya tidaklah mudah. Ini berbeda dengan penanaman pohon pelindung pada umumnya yang dilakukan di banyak tempat lain. “Realisasi hutan sekolah di sini harus dibarengi komitmen kuat untuk melakukan pemeliharaan setiap hari. Pemeliharaan yang dimaksud adalah penyiraman dan pembersihan rumput liar. Mengingat penanaman pepohonan pelindung waktu itu dilaksakan pada musim kemarau. Sebagai konsekuensinya, kami melakukan penyiraman secara manual dengan timba setiap hari,” tambah Haristyan Chandra.
Bagi Jiahui Chen, Ye Xiaohui, Li Hao, Li Dandan dan Wu Shaojing, mengunjungi SMA Negeri 11 Surabaya memberikan gambaran jelas bagaimana upaya pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan sekolah di Surabaya. “Kami salut dengan upaya yang telah dilakukan para siswa yang tergabung dalam tim lingkungan hidup di SMA Negeri 11 Surabaya ini. Mereka telah menunjukkan kepedulian yang tinggi pada lingkungan hidup pada kondisi sekolahnya. Upaya yang mereka lakukan juga sangat nyata dan membuat perubahan,” kata salah seorang mahasiswa Li Hao, yang akrab dipanggil Chris Lee. Pada kunjungan pertama ini kelima mahasiswa China itu juga menyempatkan diri melakukan penyiraman beberapa pohon pelindung. (roni)