Langsung Pusing Bila Terkena Asap Rokok

Bagi Runner Up II Pangeran Lingkungan Hidup 2009 Gefari Perwira Zikrian, 10 tahun, menggunakan transportasi umum atau angkutan kota membuatnya lebih bisa memanfaatkan waktu. Ini bila dibandingkan dengan menggunakan mobil antar jemput sekolah.

“Saya merasa lebih senang menggunakan mobil angkutan kota dari pada mobil antar jemput sekolah saat pulang sekolah. Ini karena saya tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menggunakan angkutan kota. Jumlah mobil angkutan kota untuk jurusan yang sama cukup banyak. Bila ketinggalan 1 mobil di depan, maka mobil yang lain akan segera datang,” kata Arik panggilan akrab Gefari.

Namun, Gefari sering tidak mendapatkan tempat duduk saat naik mobil angkutan kota. Hal ini dikarekan postur tubuh Gefari yang lumayan mungil. “Saya sering kali duduk dengan dipangku oleh penumpang mobil angkot dewasa, meskipun saat mobil belum penuh saya sudah mendapat tempat duduk,” kata Gefari. Dia juga mengaku sering tertidur saat naik mobil angkutan kota. Namun, untungnya Arik sebelumnya sudah pesan agar dibangunkan saat mendekati rumah tempat tujuannya, sehingga tidak sampai kebablasan.

Berbicara tentang Arik, direktur kampanye udara paguyuban pangeran dan puteri lingkungan hidup, mengingatkan kita pada pelaksanaan kampanye anti udara kotor 6 Juni 2009. Pada kampanye yang digelar Tunas Hijau di Taman Bungkul Surabaya itu Arik ikut serta bersama beberapa anggota paguyuban. Arik bahkan tergolong sosok anak yang berani meminta orang lain yang membakar sampah setelah kampanye itu berlangsung. Bersama beberapa anggota paguyuban lainnya dia berhasil dengan damai menghentikan aktivitas membakar sampah itu. Menurutnya, membakar sampah menyebabkan polusi udara berlebih.

Arik berpendapat banyak hal yang dapat dilakukan untuk menguranginya. Dia bahkan sudah melakukan banyak hal tersebut. “Selain dengan menggunakan transportasi umum, kita juga bisa berjalan kaki atau bersepeda bila jarak dekat. Numpang pulang teman sekolah juga perlu dilakukan bila rute perjalanannya searah. Nanam pohon menjadi suatu keharusan seperti yang sering saya lakukan di rumah di Kota Bandung,” kata Gefari Perwira Zikrian. Memakai ulang barang-barang lama yang layak pakai termasuk tindakan yang sering dilakukan Arik untuk mengurangi polusi udara dari transportasi.

Polusi udara juga mengingatkan Arik dengan pengalamannya berada di dekat seorang yang sedang merokok. “Saya sempat langsung merasa pusing saat terkena asap orang yang merokok di dekatnya. Apalagi kalau itu dilakukan di dalam ruangan, maka tingkat bahayanya 10 kali lebih besar dari polusi udara dari kendaraan bermotor di luar ruangan,” lanjut Arik. Menurutnya, merokok tidak boleh dilakukan di tempat umum termasuk di dalam mobil angkutan kota. Ini perlu diterapkan untuk membuat nyaman mobil angkutan kota itu. (roni)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *