Para Siswa SDK Santa Theresia II Surabaya Survei Dan Kampanye Carbon Footprint, Air Dan Udara
Berbekal poster lingkungan karya sendiri, Remon Julius dan Widarta Tanuwijaya siswa kelas 6 SDK Santa Theresia II Surabaya begitu bersemangat bertanya dan memberi penjelasan kepada Suparman, warga Kalijudan Gg 2 Surabaya, tentang seputar pemanasan global, Kamis (27/8). Survei lingkungan yang dilakukan para siswa anggota tim lingkungan hidup SDK Santa Theresia II Surabaya tersebut merupakan wujud aksi lingkungan yang telah direncanakan pada pembekalan sebelumnya bersama Tunas Hijau dan simpatisan dari China.
Bukan hanya Remon dan Julius saja yang menyampaikan pesan tentang pemanasan global, tetapi juga puluhan siswa lainnya yang memang sebelum telah mendapat pembekalan lingkungan dari Tunas Hijau dan mahasiswa simpatisan Tunas Hijau dari China. Survei yang dimulai pukul 09.30 tersebut dibagi menjadi 3 kelompok yakni kelompok carbon footprint, polusi air dan polusi udara. Kesemua siswa yang terlibat tersebut membawa poster hasil karya mereka masing-masing sebagai media komunikasi dalam menyampaikan pesan lingkungan.
Kejadian menggelikan dialami oleh siswa anggota kelompok carbon footprint, ketika bertanya kepada seorang ibu rumah tangga. “Apakah Ibu tahu bahwa bumi kita sedang mengalami pemanasan global?” tanyanya. Tanpa disangka ibu tersebut menjawab “Bagus”. Bukan malah pergi meninggalkan Ibu tersebut setelah mendengar jawaban yang menggelikan, namun siswa yang bernama Rivan Dugogo tersebut malah bersemangat menjelaskan seputar pemanasan global. Alhasil, si Ibu pun mengerti bahwa pemanasan global adalah suatu bencana masal bagi masyarakat dunia.
Pada aksi lingkungan hidup tersebut anak-anak tidak hanya melakukan survei. Sekembalinya di sekolah, siswa-siswa tersebut diajak untuk mengikuti workshop lingkungan yang telah disiapkan oleh Tunas Hijau. Workshop tersebut adalah daur ulang sampah kertas menjadi kertas baru dan pengolahan sampah organik menjadi kompos pada kelompok carbon footprint. Workshop penjernihan air dengan metode sederhana dan siklus air pada kelompok air. Sedangkan pada kelompok udara melakukan pendataan sumber-sumber polusi udara di sekolah.
Pada workshop proses penjernihan air, Bram Azzaino dibantu dengan Ivy mahasiswa simpatisan dari China. Pada workshop ini dijelaskan tentang cara membuat alat penyaring air sederhana yang hanya membutuhkan beberapa bahan yang mudah didapat dalam kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan itu adalah kerikil, kapas, sabut kelapa, pasir dan galon air mineral untuk wadahnya. Selain penyaringan, Bram dan Ivy juga mengajak siswa kelompok air mengadakan percobaan tentang proses terjadinya siklus air. Pada percobaan siklus air ini, bahan yang dibutuhkan hanya sebuah wadah yang besar dengan air cukup, di dalam wadah besar itu diletakkan wadah kecil dengan diberi pemberat beberapa batu kerikil. Plastik bening digunakan menutupi wadah besar itu sebelum diletakkan di bawah terik matahari. (adetya/roni)