Pemeriksaan Superketat Pada Penutupan TUNZA International Children and Youth Conference 2009 di Daejeon, Korea Selatan
Kedatangan Menteri Negara Lingkungan Hidup Korea Selatan pada penutupan TUNZA International Children and Youth Conference 2009, Daejoun, Korea Selatan, Kamis (20/8), membuat pengamanan di lokasi konferensi Daejeon Convention Centre terlihat sangat ketat. Hampir setiap pengunjung, undangan dan delegasi dari seluruh negara tidak lepas dari pengamanan yang super ketat tersebut. Selain menggunakan metal detektor, seperti yang biasa ditemui di bandara pesawat, keamanan setempat juga memeriksa secara manual dengan membuka tas-tas yang dibawa pengunjung.
Penutupan TUNZA International Children and Youth Conference 2009 diawali dengan sesi diskusi dari beberapa pihak. Mereka adalah perwakilan delegasi anak-anak yang biasa disebut Junior Board, perwakilan delegasi pemuda diwakili oleh pemuda Philipina, dan perwakilan politik atau pemerintahan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Korea Selatan. Diskusi tersebut melibatkan seluruh peserta kegiatan. Pada diskusi ini, setiap peserta diperbolehkan memberikan sumbang saran terkait dengan konferensi yang akan digelar di Copenhagen, Denmark akhir tahun ini.
Setelah diskusi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan petisi lingkungan dengan menggunakan metode penghitungan suara secara cepat dan akurat. Pada perhitungan setiap delegasi anak-anak dan pemuda didampingi oleh satu perwakilan dari UNEP PBB. Mereka diberi pernyataan dan disediakan remote control untuk memilih jawaban layaknya kuis siapa berani yang ada di stasiun TV swasta di Indonesia. Ketika para delegasi anak-anak dan pemuda itu memilih jawaban terbanyak, yang dipilih oleh delegasi akan muncul ke layar LCD kurang dari 3 menit. Hasilnya adalah petisi yang akan direkomendasikan ke konferensi di Copenhagen, Denmark. Sesaat setelah petisi tersebut muncul, riuh tepuk tangan seluruh delegasi menggema di Daejeon Convetion Centre.
Acara penutupan tersebut juga diramaikan dengan penampilan tarian tradisional dari Korea Selatan dan beberapa negara lain. Acara penutupan tersebut sekaligus merupakan opening party bagi konferensi pemuda TUNZA 2009. Acara tersebut disebut World Party yang dipersembahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan. Selain menutup perhelatan TUNZA International Children and Youth Conference 2009, Daejeon, Korea Selatan, Menteri Negara Lingkungan Hidup Korea Selatan dijadwalkan juga membuka konferensi lingkungan hidup bagi pemuda dari seluruh dunia.
Acara penutupan TUNZA 2009 terlihat begitu sangat dipersiapkan oleh pihak penyelenggara, mengingat kegiatan ini merupakan hajatan rutin yang digelar UNEP. Hal itu terlihat dari pengaturan meja dan kursi yang diatur seperti layaknya makan malam dengan konsep round table. Pada setiap meja, di tengahnya terdapat satu laptop yang sudah terhubung dengan server yang ada di ruang kendali. Setiap delegasi yang masuk mendapat nomer urut tempat duduk secara acak dari pihak penyelenggara.(nizam/adetya/roni)