Rencanakan Aksi Lingkungan Hidup, Siswa SMP 29 Surabaya Menempatkan Tanaman Dalam Pot di Setiap Kelas
Yatik Pita Asrini, siswa SMP Negeri 29 Surabaya merasa bahwa aktivitasnya selama 7 hari atau 1 minggu sangat padat. Dia tidak menyangka bahwa diantara aktivitasnya itu ternyata banyak yang berdampak buruk bagi keadaan bumi, yang kini sedang gencar-gencarnya menjadi buah bibir orang banyak. Dampak itu adalah pemanasan global dan perubahan iklim, yang menjadi isu nomor 1 dunia abad ini. “Diantaranya akibat aktivitas-aktivitas yang saya lakukan itu, rata-rata suhu bumi menjadi semakin naik, yang berdampak pada sulitnya diprediksi iklim di bumi ini,” kata Yatik Pita Asrini, Kamis (27/8), saat pembinaan lingkungan hidup oleh Tunas Hijau di SMP negeri 29 Surabaya.
Menurut Yatik Pita, diantara aktivitasnya yang menghasilkan Gas Rumah Kaca adalah menonton televisi bahkan sampai sering lupa waktu dan lampu listrik di dapur yang sering menyala pada siang hari sementara sinar matahari cukup terang. “Saya juga cukup sering menggunakan air terlalu banyak saat mandi karena waktu mandi yang terlalu lama. Pemakaian parfum yang berlebihan juga sering saya lakukan sebelumnya,” kata Yatik Pita sambil menunjukkan setiap aktivitas yang dilakukannya selama seminggu secara detil.
Namun, Yatik merasa ada beberapa kegiatannya yang dapat meminimalkan gas rumah kaca khususnya gas karbondioksida. Diantara kegiatannya itu adalah pergi ke sekolah dengan naik angkutan umum atau naik sepeda. “Saya biasanya berangkat ke sekolah dengan naik sepeda pancal atau menggunakan angkutan umum. Cara ini dapat mengurangi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pada naik mobil atau sepeda motor pribadi. Saya juga bisa mengurangi gas rumah kaca dengan mengurangi menonton televisi secara berlebihan dan mencabut colokan alat-alat listrik setelah dimatikan,” kata Yatik Pita.
Sementara itu, pada pembinaan lingkungan hidup yang melibatkan 2 mahasiswa China Chen Jiahui dan Li Hao ini, setiap kelompok siswa melakukan presentasi di hadapan kelompok siswa lainnya. Presentasi yang disampaikan berisi pemahaman tentang isu lingkungan hidup yang telah dipelajari bersama pada dua kali pembinaan sebelumnya. Rencana aksi lingkungan hidup sesuai dengan tema kelompok juga disusun oleh para peserta tersebut. Diantara rencana aksi yang akan dilakukan adalah mengajak setiap kelas untuk menempatkan tanaman dalam pot di dalam kelas. (roni)