Siswa SDK Kristus Raja Surabaya Buat Penjernihan Air Sederhana

Dua per tiga bumi ini adalah berupa air. Dengan hanya 3 persennya saja yang merupakan air tawar (fresh water) yang bisa digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia sehari-hari. Sementara, sebagian besar dari fresh waterberbentuk gunungan es “abadi” di kutub utara dan selatan. Pentingnya air ini yang coba disampaikan oleh Tunas Hijau melalui aktivisnya Bram Azzaino dan Narendra kepada sekitar 20 siswa tim lingkungan hidup SDK Kristus Raja Surabaya, Sabtu (29/8). Di lapangan sekolah yang berlokasi di Wisma Permai Tengah I, mereka diajak menghargai air.

Ajakan ini disampaikan dengan bersama-sama membuat alat penyaringan air dengan bahan-bahan sederhana. Tujuannya, agar air kotor yang mereka hasilkan dapat dijernihkan untuk kegunaan lainnya. Mereka juga diharapkan dapat memanfaatkan air kotor. Sementara para siswa memperhatikan, aktivis Tunas Hijau Bram Azzaino mempraktekkan bagaimana cara membuat filter air yang benar. Mereka diminta untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat filter tersebut. Ada beberapa siswa yang sibuk menyaring pasir. Ada siswa yang sibuk mencari batu di sekitar sekolah. Ada juga yang sibuk mengumpulkan ijuk bahan pembuatan filter.

Sebelum memulai proses pembuatan, aktivis senior Tunas Hijau Bram Azzaino bertanya kepada para siswa, “Siapa yang pernah membuat alat penyaringan atau penjernihan air sebelumnya?” Anita, siswa kelas 4 menjawab “Saya pernah, Kak Bram.” Jawaban Anita ini lantas disahuti oleh Daniel siswa kelas 5 lainnya, “Saya sebelumnya juga pernah membuat filter air, Kak.” Pernyataan Anita dan Daniel itu dijawab langsung oleh Bram, ”Filter macam apa yang pernah kamu buat?” Dijawab oleh Anita “Filterku terbuat dari pasir kwarsa dan karbon arang”. Sementara Daniel menjawab, “Kalau filter punyaku terbuat dari batu, pasir dan arang”. “Terus, hasilnya gimana?” lanjut Bram bertanya pada Anita dan Daniel. Namun mereka hanya diam sambil terseyum.

Saat proses pembuatan filter, Bram bertanya kepada anak-anak tentang susunan filter yang baik. Berbagai macam jawaban dilontarkan oleh anak-anak. Berdasarkan kesepakatan bersama, bagian bawah filter adalah kain dilanjutkan batu, ijuk dan terakhir pasir halus. Lalu, bersama-sama mereka mulai membuat filter. Ketika selesai menyusun bahan filter di dalam galon air mineral, mereka lantas mengujinya menggunakan air kotor. Keceriaan nampak pada wajah mereka ketika melihat hasil penyaringan yang tidak terlalu bersih, namun air hasil filtrasi itu masih lebih baik dari pada air kotor yang digunakan sebagai sampel. (narendra/bram)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *