Spongebob, Dora dan Patrick Tampil Di Pembukaan Dan Beberapa Workshop di Daejeon Convention Centre, Daejeon, Korea Selatan
Daejeon- Senin (17/6) pagi yang cerah, delegasi anak dari Indonesia butuh adaptasi untuk bisa bangun 2 jam lebih awal, karena perbedaan waktu Indonesia bagian barat (GMT +7) 2 jam lebih lambat daripada di Korea (GMT +9). Seluruh delegasi 2009 UNEP Tunza International Children & Youth Conference on the Environment tinggal di asrama Universitas Chung Nam, Gung-Dong, Daejeon.
Setelah bangun bergegas untuk mandi kemudian menuju cafeteria untuk sarapan pagi, seluruh peserta lantas menuju bis untuk mengikuti acara pembukaan 2009 TUNZA International Children and Youth Conference di Daejeon Convention Centre. Untuk menuju ke Daejeon Convention Centre dari asrama, para peserta memerlukan waktu sekitar 20 menit dengan menggunakan bus.
Pada hari pertama ini para peserta memakai pakaian yang diberikan panitia, yaitu kaos bewarna putih dengan logo UNEP di tengah. Pada pukul 9 pagi waktu setempat acara dilaksanakan, dimulai dengan sambutan selamat datang oleh Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Korea Selatan. Uniknya, pada konferensi ini tokoh Spongebob, Dora dan Patrick yang cukup terkenal di kalangan anak-anak menjadi ikon dalam pembukaan. Ada juga penampilan vocal grup anak-anak Korea Selatan.
Pembukaan konferensi ini dilanjutkan dengan seminar tentang perubahan iklim dan keanekaragaman hayati oleh Neil Pratt dari Secretariat of the Convention on Biodiversity. Disini Neil mengatakan bahwa keanekaragaman hayati sangatlah penting bagi kelestarian lingkungan hidup saat ini. Apalagi jika dihubungkan dengan isu pemanasan global dan perubahan iklim yang menjadi isu nomor 1 abad ini, yang salah satu dampaknya adalah hilangnya aneka spesies hewan dan tumbuhan. Para peserta nampak sangat aktif pada sesi tanya jawab.
Setelah makan siang, peserta terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang workshop di DCC, ada juga yang kunjungan lapangan (fieldtrip) ke National Museum Park. Workshop yang dilakukan seperti membuat permainan dari barang bekas. Diantaranya membuat mobil-mobilan dari potongan kayu yang tidak dipakai. Setelah sesi ini, delegasi mempunyai waktu istirahat untuk melihat pameran lingkungan hidup dari peserta dan beberapa lembaga lingkungan hidup dari beberapa negara lain.
Jam menunjukkan pukul 18.00, tapi di luar masih terang benderang. Perlu diketahui, di Korea, pertanda malam mulai nampak pukul 19.30 waktu setempat. Ini saat matahari tenggelam seluruhnya, sementara bintang-bintang dan bulan pun nampak bersinar. Malam itu lebih difokuskan pada acara makan malam dengan sambutan pembuka dari Walikota Daejeon, Korea. Tarian tradisional dan modern Korea menjadi pengisi lainnya pada makan malam itu.
Jam dinding setempat menunjukkan pukul 20.00 menandai berakhirlah acara hari itu. Seluruh delegasi dan pendamping kembali menuju asrama di Chung Nam University. (nizam/roni)