Eco Wisata ke Mataram dan Sumbawa, Pangput LH 2009 Siap Gelar Aneka Workshop Lingkungan Hidup
Masih ingat dengan Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2009 yang diselenggarakan di Surabaya beberapa bulan lalu? Pada penganugerahan itu keenam pemenang dijanjikan akan melakukan perjalanan eco wisata ke Mataram dan Sumbawa di provinsi Nusa Tenggara Barat. Realisasi eco wisata itu akan dilaksanakan pada 5-9 Oktober 2009. Keenam pemenang yang akan berangkat adalah Pangeran LH 2009 M. Gunawan Wibisono, Runner Up I Pangeran LH Firman Syarifudin, Runner Up II Pangeran LH Gefari Perwira, Puteri LH 2009 Alya Thallafadhila, Runner Up I Puteri LH Nyimas Salsabila dan Runner Up II Puteri LH Dania Shofi.
Disampaikan oleh aktivis Tunas Hijau Narendra yang menjadi salah satu pendamping, eco wisata di Mataram dan Sumbawa berbeda dengan kegiatan wisata yang bisa diikuti oleh sembarangan orang. “Paket eco wisata ini juga tidak disediakan oleh agen-agen perjalanan. Namun pengalaman yang akan didapat selama mengikuti eco wisata dijamin akan lebih berkesan daripada paket-paket wisata yang umum,” kata Narendra yang juga finalis pangeran & puteri lingkungan hidup 2003.
Pada eco wisata ini keenam pemenang pangeran dan puteri lingkungan hidup 2009 yang diselenggarakan di Surabaya tidak hanya diajak menikmati keindahan bagian Bumi lainnya. Pada paket eco wisata yang disediakan oleh Newmont Nusa Tenggara ini, mereka juga akan diajak melakukan kunjungan ke beberapa sekolah yang ada di Mataram dan Sumbawa. “Keindahan alam Mataram dan Sumbawa sangat indah. Banyak diantaranya yang masih alami. Namun, rombongan kami tidak hanya akan menikmati keindahan alam di sana. Kami juga akan melakukan kunjungan ke beberapa sekolah yang ada,” kata aktivis Tunas Hijau Purbosari yang juga akan menjadi pendamping rombongan.
Pada kunjungan ke beberapa sekolah ini, rombongan pangput akan berbagi pengalaman lingkungan hidup dengan anak-anak di sekolah itu. “Kami akan menggelar mini workshop lingkungan hidup, menggelar beberapa permainan lingkungan hidup dan mengajak mereka menonton bersama beberapa film pendek lingkungan hidup. Rombongan juga akan mengajak anak-anak di Mataram dan Sumbawa untuk menulis pengalaman mereka dalam bentuk karangan dan gambar tentang kondisi air dan dampak-dampak perubahan iklim di daerah mereka,” kata Narendra.
Tulisan pengalaman itu nanti akan digabungkan dengan karya anak-anak lain dari beberapa propinsi di Indonesia dan luar negeri menjadi sebuah majalah atau buku untuk diterbitkan secara online. ”Selain bisa dibuat dalam bentuk gambar dan karangan esai, tulisan pengalaman yang akan kami himpun untuk buku “Suara Anak-Anak” tentang air dan dampak pemanasan global, juga bisa dalam bentuk puisi dan komik pendek. Tapi tidak dalam bentuk foto,” tambah Purbosari yang sedang sibuk menyiapkan kegiatan ini. (roni)