Kampanye Clean Up the World di SDN Petemon XIII Surabaya

Setiap minggu ke tiga bulan september, masyarakat di hampir seluruh negara di dunia mengadakan  Clean Up the Word. Kegiatan ini ditujukan untuk mengajak masyarakat dunia mencintai dan menjaga Bumi menjadi lebih baik khususnya yang berhubungan dengan sampah. Meskipun dengan kenyataan yang pahit, Bumi semakin panas akibat terus bertambahnya dampak pemanasan global dan terus bertambahnya sampah yang digunakan. Kegiatan dalam rangka Clean Up the Worldini juga diselenggarakan oleh SDN Petemon XIII Surabaya bersama Tunas Hijau dan simpatisannya dari Inggris James Ogilvie, Rabu (30/9) di pelataran sekolah.

Daur ulang kertas bekas menjadi kertas baru menjadi pilihan para peserta yang didominasi oleh siswa kelas 5 sekolah yang tahun ini mendapat penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional itu. Daur ulang kertas bekas dipilih karena banyak diantara mereka yang belum pernah melakukannya, meskipun ada sedikit siswa yang sudah mahir melakukannya. “Sebelum memulai proses daur ulang kertas bekas, kita harus memastikan bahwa kertas yang akan didaur ulang adalah kertas bekas yang kedua sisinya sudah digunakan. Bila masih ada kertas yang salah satu sisinya belum terpakai, sebaiknya kertas itu tidak didaur ulang, namun digunakan untuk kertas buram,” kata aktivis senior Tunas Hijau Afif Amrullah di depan peserta.

Pembelajaran tentang cara daur ulang kertas ini sebenarnya tidak hanya diperuntukkan bagi siswa SDN Petemon XIII Surabaya. James Ogilvie, pemuda simpatisan Tunas Hijau dari Inggris, juga menjadi target dari pembelajaran ini. Maklum, di negara asalnya James tidak pernah menjumpai cara daur ulang seperti pabrik kertas home industry ini. Yang sering dijumpai James adalah masyarakat di Inggris diminta untuk memisahkan kertas bekas di tempat sampah tersendiri, selanjutnya akan diolah menjadi kertas baru di pabrik dengan menggunakan mesin-mesin besar. James pun melakukan semua proses merobek kertas menjadi kecil-kecil, mencampur kertas dengar air, membuat bubur kertas, proses mencetak kertas, sampai kepada pengeringan kertas tersebut

Selain daur ulang kertas, para siswa SDN Petemon 13 Surabaya juga diajak membenahi beberapa keranjang komposter yang ada di sekolah. Maklum, banyak komposter yang kompos starternya nampak kering setelah sebulan “nyaris tanpa pemasukan”, karena aktivitas puasa Ramadhan dan libur Lebaran. “Kompos starter di keranjang komposter ini jangan dibiarkan mengering, karena akan memperlambat proses penguraian. Kompos starter harus terus dipastikan dalam kondisi antara kering dan basah, sehingga prosesnya sempurna. Diantaranya dengan terus menerus memasukkan sisa makanan ke dalamnya dan mengaduknya,” kata aktivis senior Tunas Hijau Afif Amrullah. (narendra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *