Siswa Theresia II Buat Instalasi Penjernihan Air Sederhana Lagi
Layaknya ilmuwan, 20 siswa SDK Santa Theresia II Surabaya yang tergabung dalam kelompok air terus mencoba menemukan formula yang ideal untuk instalasi penjernihan air sederhana. Ini mereka lakukan bersama mahasiswa China simpatisan Tunas Hijau Chen Jiahui bersama aktivis senior Afif Amrullah, Rabu (2/9), di halaman SDK Santa Theresia II Surabaya. Pembuatan instalasi sederhana itu mereka buat kembali setelah model instalasi yang mereka buat minggu sebelumnya masih belum bisa mengubah air kotor menjadi air yang jernih.
Pada instalasi penjernihan air sederhana yang mereka buat kali ini menggunakan bahan penjernih yang sama seperti sebelumnya. Bahan-bahan itu adalah arang, kerikil, pasir, ijuk, kain dan kapas. Bedanya terletak pada urutan penempatan bahan-bahan tersebut dan kuantitas dari tiap-tiap bahan yang digunakan. Contohnya, pada instalasi sebelumnya, ketebalan arang hanya sekitar 5 cm, pada instalasi ini ketebalan arang mencapai 10 cm. Sementara itu media yang digunakan sama, yaitu galon bekas air mineral.
Sebelumnya, anggota kelompok air melakukan survei kran air yang digunakan di sekolah yang berlokasi di Kalijudan Surabaya itu. Pada survei kran air ini, mereka tidak hanya menghitung banyaknya kran air yang digunakan di sekolah. Mereka juga mendata kelayakan kran-kran dan pipa air itu. Bila menemukan kebocoran kran dan pipa air yang digunakan, maka kelompok air diminta membuat laporannya untuk dilakukan perbaikan oleh sekolah. Survei lahan kosong untuk pepohonan juga termasuk yang dilakukan oleh kelompok ini.
Berbeda dengan kelompok air, kelompok Carbon Footprint (CF) melakukan pendataan penggunaan listrik di setiap ruangan di sekolah. Pada survei ini mereka memastikan bahwa tidak ada penggunaan penerangan lampu listrik selama sinar matahari cukup terang menyinari ruangan-ruangan yang ada. Kelompok CF ini juga memastikan bahwa penggunaan pendingin ruangan yang hampir dilakukan di setiap ruangan disertai dengan menutup rapat ruangan-ruangan yang ada. Ini dilakukan sebagai salah satu upaya menghemat listrik dan mengurangi gas rumah kaca yang dihasilkan.
Permasalahan sampah yang dihasilkan di sekolah termasuk yang menjadi perhatian kelompok CF. Pada pendataan sampah yang dilakukan, mereka menemukan bahwa sampah non organik masih cukup banyak terdapat diantara tanaman-tanaman yang ada ada. Penempatan tong sampah dengan dua warna biru dan kuning juga tidak luput dari pendataan yang dilakukan. Tentang tempat sampah terpilah ini ternyata masih belum disertai dengan perilaku para siswa untuk melakukan pemilahan sampah. Masih banyak ditemukan tempat sampah berwarna biru yang berisi sisa makanan beserta pembungkusnya. Padahal, seyogyanya sisa makanan dibuang terpisah dengan pembungkusnya.
Menindaklanjuti temuan tentang sampah itu, anggota kelompok CF berinisiatif membuat laporan temuannya untuk diberikan kepada sekolah. Kelompok CF juga akan melakukan kampanye pemilahan dan pengolahan sampah kepada teman-teman sekolah mereka. Pada kampanye internal ini, mereka akan menggunakan poster-poster tentang pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah. Penjelasan tentang jenis-jenis sampah basah atau organik dan sampah kering atau non organik juga akan mereka sampaikan pada poster-poster yang akan dibuat. (roni)