Tanpa Air Bersih, Mungkin Manusia Harus Mencukur Habis Seluruh Rambut Kepala Untuk Menghindari Keramas Menggunakan Air

Ketika lahir, 95% dari tubuh manusia adalah air. Ketika sudah dewasa, 70% dari tubuh manusia adalah air. Manusia juga selalu dikelilingi oleh air. Begitu pula dengan Bumi yang 70% dari permukaannya tertutup air. “Itulah sebabnya Bumi juga disebut Planet Air,” kata Ignatius A. Garis N. siswa kelas VI A SDK Santa Maria Surabaya pada saat pembelajaran lingkungan hidup bersama Tunas Hijau, Kamis (17/9). Disampaikan Garis bahwa air datang dalam berbagai bentuk, yaitu air hujan, air sungai, air laut dan air yang mengapung di langit sebagai awan atau kabut.

Ditambahkan Garis bahwa air dapat digunakan oleh semua makhluk hidup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Manusia menggunakannya untuk minum,mandi, menyiram tanaman, mencuci dan masih banyak lagi. Sedangkan hewan untuk minum, khususnya hewan yang hidup di daerah yang kekurangan air,” tambah Ignatius Garis kepada aktivis senior Tunas Hijau Bram Azzaino dan teman-teman sekelasnya. Selain itu, jelas Garis, tumbuhan sangat berbeda dengan manusia dan hewan. “Tumbuhan memanfaatkan air untuk mempercepat proses penguapan supaya akar atau batang tidak menggembung karena terlalu banyak air yang disimpan,” lanjut Garis.

Begitu pentingnya air bagi makhluk hidup khususnya manusia, maka kita tidak dapat hidup tanpa air. “Saya tidak bisa membayangkan ketika persediaan air di muka Bumi menjadi sangat berkurang, maka bisa jadi manusia harus mencukur habis seluruh rambut kepalanya. Ini dilakukan untuk menghindari keramas menggunakan air. Yang ada, setelah mencukur habis seluruh rambut kepala, maka kita menggunakan minyak untuk membuat kepala kita tetap mengkilap. Kita mungkin juga harus menggunakan baju yang sekali pakai untuk menghindari aktivitas mencuci,” terang Radya Aryadhyaksa Berlian, siswa kelas 6A.

Sementara itu Jessica Jasmine Pratiwi Sumarsono siswa kelas 6A menjelaskan bahwa Bumi ini mungkin sedang menangis. “Bumi ini mungkin sedang menangis karena banyaknya bencana yang telah terjadi dan yang akan terjadi. Di daerah tertentu, hujan hampir tidak pernah datang seperti tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan di daerah lainnya, hujan datang dengan sangat lebat hingga tidak bisa dimanfaatkan, yang mengakibatkan banjir bandang,” kata Jasmine. Ditambahkan Jasmine bahwa solusi utama mengatasi mencegah semakin buruknya krisis air adalah memperbanyak pepohonan. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *