Video Conference Dengan Koordinator Mural Jepang

Untuk beberapa saat, Atsuko Shiwaku, perempuan asli Jepang, tertegun setelah siswa SMP Negeri 29 Surabaya Yatik Pita menunjukkan poster warna berukuran A4 yang dibuatnya, Kamis (3/9) siang. Atsuko yang koordinator Japan Art Miles dan International Intercultural Mural Exchange tidak bisa memegang poster yang ditunjukkan oleh Yatik Pita, meskipun Atsuko bisa melihatnya dengan jelas. Hal ini disebabkan Yatik Pita dan Atsuko tidak berada di dalam ruangan yang sama. Yatik berada di Markas Tunas Hijau Semolowaru Indah T-9 Surabaya, sedangkan Atsuko berada di kantornya di Jepang. Mereka berdialog dalam video conferenceyang digelar Tunas Hijau menggunakan sambungan internet.

Yatik menjelaskan bahwa gambar poster yang dibuat adalah visualisasi dari kondisi sungai yang ada di desanya, di Kabupaten Lumajang. “Beberapa tahun lalu, air yang mengalir di sungai itu sangat banyak dan jernih. Masyarakat desa bahkan menjadikan sungai itu sebagai tempat favorit. Hampir semua orang di desaku menggunakan air sungai itu untuk memenuhi semua kebutuhan air sehari-hari mereka. Namun, kondisi seperti ini tidak berlangsung lama, karena sejak tahun lalu, volume air sungai menurun drastis. Bahkan, pada musim kemarau, air yang mengalir di sungai itu sangat sedikit. Ini terjadi karena banyaknya pepohonan yang ditebang di sekitar sungai itu,” kata Yatik kepada Atsuko.

Mendengar penjelasan Yatik, Atsuko Shiwaku menyatakan salut terhadap kepekaan pada kondisi lingkungan hidup yang ditunjukkan anak seusia Yatik (14). Atsuko juga menyatakan tertarik terhadap goresan tangan Yatik dalam mengekspresikan kondisi lingkungan hidup sekitar sehingga nampak hidup dan menarik orang-orang yang melihatnya. Atsuko pun lantas mengajak Yatik mengikuti program International Intercultural Mural Exchange (IIME). Pada IIME ini, Yatik diminta menghimpun teman-temannya membuat mural lingkungan hidup, yang setengah penggarapannya diselesaikan oleh anak-anak dari luar negeri peserta pertukaran.

Yatik tidak sendirian melakukan video conference itu di Markas Tunas Hijau dengan lawan bicara Atsuko Shiwaku di Jepang. Dari SMP Negeri 29 Surabaya, ada empat siswa selain Yatik. Mereka adalah Disa, Bobby Bagus, Yogi dan Dita. Ada juga 5 siswa SMP Negeri 37 Surabaya, yaitu Astrid, Yetti, Amanda, Bobby dan Diar. Putri Lingkungan Hidup 2009 Alya Thallafadhila Listyarini juga mengikuti video conference itu bersama Runner Up II Pangeran LH 2009 Gefari Perwira. Bagi Puteri LH Alya, video conference dengan Atsuko Shiwaku adalah kali kedua setelah yang pertama pada pelaksanaan Carbon Footprint Conference Juni lalu. (roni)