Ajak Siswa SDN Kandangan I Memahami Penyebab Gas Rumah Kaca dan Bersih-Bersih Sampah Sekolah
Carbon Footprint atau yang lebih dikenal dengan jejak karbon adalah semua aktivitas manusia yang menghasilkan karbon atau CO2. Diantaranya adalah penggunaan kendaraan bermotor, bernafas dan menggunakan listrik. Pengetahuan seputar jejak karbon itulah yang menjadi topik pembahasan workshop lingkungan hidup yang digelar Tunas Hijau di SDN Kandangan I Surabaya, Selasa (6/10). Workshop ini diikuti oleh sekitar 100 siswa kelas V SDN Kandangan I Surabaya.
Workshop tersebut pada awalnya berjalan kurang greget, mengingat banyak siswa yang tidak mengerti tentang jejak karbon. Namun Tunas Hijau mencoba untuk lebih mempermudah siswa memahami tema yang dibahas dengan menampilkan film-film kartun. Film tersebut ternyata mampu dipahami dengan mudah oleh siswa-siwi tersebut. Terbukti dengan banyaknya pendapat yang muncul dari siswa tersebut.
Berbagai pesan lingkungan tersirat dalam film-film kartun pendek tersebut. Diantara pesannya adalah tentang hemat listrik, hemat air, kurangi penggunaan kantong plastik, gunakan sepeda atau jalan kaki ketika bepergian jarak dekat, makanlah makanan yang sehat dan bergizi, mengganti bola lampu pijar dengan lampu yang lebih hemat seperti TL atau Neon, buanglah sampah pada tempatnya dan daur ulang sampah non organik yang dihasilkan.
Menurut Imelda, siswa kelas V SD, upaya hemat lisrik bisa dilakukan dengan cara mematikan AC ketika musim penghujan tiba, mematikan lampu maksimal 2 lampu setiap pukul 17.00-22.00, lebih memanfaatkan cahaya alam untuk menerangi ruang kelas dan mencabut segala peralatan elektronik ketika tidak lagi digunakan. ”Menggunakan energi listrik ternyata menghasilkan emisi CO2, dengan menggunakan 10000 watt energy listrik, kita sudah melepaskan 1 kg CO2 ke udara,” ujar Adetya aktivis Tunas Hijau.
Selain pengetahuan seputar Jejak Karbon, siswa juga diajak untuk bersih-bersih sampah di dalam dan di luar kelas. Tunas Hijau juga mengajak para siswa tersebut untuk belajar memulai pemilahan sampah. Hasil dari kerja bakti tersebut langsung dibuang sesuai dengan jenisnya, yakni daun dan sisa makanan di buang di tempat sampah basah, kantong plastik dan sedotan dimasukkan ke dalam tempat sampah khusus plastik. Sedangkan kertas bekas dimasukkan ke dalam tempat sampah yang bertuliskan sampah kertas.
SDN Kandangan I Surabaya termasuk sekolah yang sudah berupaya untuk mengajak siswanya memilah sampah menjadi 3 jenis, yakni sampah basah, sampah kertas dan juga sampah plastik. Namun, program ini kurang berhasil mengingat banyak sekali siswa yang belum tahu alasan dan jenis-jenis sampah sesuai dengan tempat sampah yang disediakan. (adetya)