Ajak Siswa SMP YPJ KK Bermain Bumi Berpijak, Visualkan Dampak Keacuhan Siswa Pada Lingkungan Hidup

Kuala Kencana- Upaya SMP YPJ Kuala Kencana mewujudkan sekolah ramah lingkungan hidup di Mimika seharusnya diawali dengan meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup di sekolah. Ungkapan itu disampaikan Rachel siswa kelas VIII B SMP YPJ Kuala Kencana ketika mengikuti pembinaan lingkungan hidup yang digelar oleh Tunas Hijau di YPJ Kuala Kencana, Kamis (29/10).

Menurut Rachel, meskipun sudah banyak tempat sampah yang ada di sekolah, namun tidak menjamin siswa mau membuang sampah pada tempatnya. “Banyak tempat sampah yang ada di sekolah, tapi karena tidak peduli makanya banyak siswa yang dengan seenaknya membuang sampah di sembarangan tempat,” ujar Rachel. Hal itu diiyakan oleh Yuanita teman kelasnya. Menurut Yuanita yang akrab dipanggil Ayu, meskipun tempat sampah ada di dekat pintu kelas, tapi masih banyak siswa yang membuang sampah di laci meja, sehingga banyak sampah yang ada di laci-laci kelas.

Diskusi permasalahan lingkungan hidup yang diikuti oleh lebih dari 100 siswa kelas VIII tersebut cukup memberikan gambaran pada Tunas Hijau tentang kurangnya kepedulian siswa terhadap permasalahan kingkungan hidup di sekolah. “Teman-teman, kalau bukan kalian siapa lagi yang akan merubah sekolah YPJ menjadi sekolah yang ramah lingkungan hidup,” ujar Adetya Firmansyah. Bahkan Tunas Hijau mengajak siswa-siswi kelas VIII untuk simulasi permainan yang menggambarkan hal tersebut.

Adalah bumi berpijak nama permainan tersebut, yang setiap kelompok terdiri dari 11 orang diwajibkan bekerjasama agar semua kaki anggota kelompok tersebut dapat diletakkan di atas koran yang ukurannya hanya 40 x 50 cm. Pada percobaan pertama, potongan koran 9 dari 11 kelompok hancur tidak tersisa. Sedangkan pada percobaan kedua terjadi perbedaan yakni banyak kelompok yang sudah menemukan kunci dari permainan tersebut.

Yang menjadi bahasan dari permainan tersebut adalah koran sebagai lingkungan hidup sekolah yang selalu dirusak tanpa ada yang berupaya untuk menyelamatkannya. Dari permainan ini, Tunas Hijau kemudian memberikan sedikit gambaran permasalahan lingkungan hidup. Para siswa di masing-masing kelompok kemudian diminta presentasi tentang upaya menyelamatkan lingkungan hidup sekolah.

Pembinaan lingkungan hidup tersebut bukan hanya digelar Tunas Hijau pada siswa kelas VIII saja, melainkan juga dilakukan pada siswa kelas VII SMP YPJ Kuala Kencana. Pembinaan yang melibatkan 136 siswa kelas VII diawali dengan sesi observasi kondisi sekolah. Dari observasi ini, hampir 60 permasalahan lingkungan hidup yang ditemukan oleh siswa. Diantara permasalahannya adalah masih banyak tempat sampah yang tidak berfungsi karena masih banyaknya siswa yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap plastik.

Workshop tersebut juga menjadi ajang menyampaikan ide-ide kegiatan lingkungan yang dilontarkan oleh siswa. Beberapa siswa berpendapat bahwa perlu dilakukan secara berkala pembinaan-pembinaan lingkungan hidup. Ada usulan tentang tempat sampah yang harus disesuaikan jenisnya, karena selama ini masih banyak yang menyepelekan pemilahan sampah. Beberapa siswa juga ada yang mengusulkan perlunya warga sekolah mendaur ulang sampah-sampah non organik yang ada. (adet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *