Belajar Pemanasan Global, Siswa Green Club SD Al Muslim Langsung Menindaklanjuti Dengan Survei Seluruh Ruangan Sekolah

Banyak orang tahu apa itu pemanasan global atau global warming. Namun, mereka yang mau berbuat nyata untuk mengurangi semakin buruknya pemanasan global tidak sebanyak mereka yang mengetahuinya. Para siswa anggota Green Club SD Al Muslim Wadungasri diantara golongan yang sedikit itu. Para siswa sekolah dasar itu tidak menunggu diri mereka sangat ahli tentang teori pemanasan global untuk memulai aksi nyata mengurangi dampak buruknya. Bersama Tunas Hijau, Sabtu (31/10) pagi, mereka menindaklanjuti pengetahuan mereka yang standar itu dengan aksi nyata.

Awalnya, pembekalan tentang pemanasan global disampaikan oleh aktivis Tunas Hijau Narendra di salah satu ruangan sekolah yang pada Juni 2009 mendapat penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional. Penggunaan listrik sangat berhubungan dengan isu pemanasan global dan dampaknya perubahan iklim. “Isu penggunaan listrik tidak hanya pada mampu atau tidaknya kita membayar tagihan listrik setiap bulannya. Lebih dari itu, setiap penggunaan listrik 10.000 watt, di pembangkitnya yang masih menggunakan batu bara atau minyak bumi, dihasilkan sekitar 1 kg gas rumah kaca jenis karbondioksida (CO2),” jelas Narendra di depan para siswa anggota Green Club SD Al Muslim.

Menyikapi dampak penggunaan listrik bagi semakin buruknya pemanasan global, Narendra mengajak para siswa untuk tidak sekedar mematikan peralatan listrik bila sudah tidak dimatikan. “Setelah peralatan listrik dimatikan, maka kita juga diharuskan mencabut steker listrik yang masih menancap di listrik,” tambah Narendra. Pilah dan olah sampah mulai dari sumbernya menjadi suatu keharusan bagi setiap orang yang menghasilkan sampah. Penggunaan transportasi dengan cara-cara yang ramah lingkungan hidup menjadi pilihan yang harus dilakukan. Demikian juga dengan ketersediaan pepohonan yang seharusnya berimbang dengan banyaknya manusia perlu direalisasikan.

Setelah secara teori dasar para siswa itu telah mengerti, Narendra pun lantas meminta mereka melakukan survei di setiap ruangan yang ada di sekolah. Layaknya seorang menteri yang baru menjabat, inspeksi mendadak itu dilakukan dengan cukup menarik perhatian warga sekolah yang lainnya. Tak ada perkecualian, ruang guru pun mereka periksa. Tujuannya, memastikan tidak ada peralatan lisrik yang sudah tidak terpakai tetapi masih dinyalakan. Hasilnya mereka menemukan beberapa alat listrik yang tidak digunakan tapi menyala. Mereka pun langsung memberi tahu kepada orang yang ada di ruangan itu untuk mematikan peralatan listrik yang dimaksud. (nar/ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *