Berbagi Kiat Jitu Mencegah Polusi Udara Dengan 102 Pelajar SMP Peserta Pelatihan LH Surabaya
Berbagai upaya pemerintah kota Surabaya untuk mengajak warganya peduli dan cinta lingkungan hidup. Berbagai kalangan masyarakat telah dilibatkan dalam upaya menjaga lingkungan hidup. Mulai dari masyarakat perkampungan hingga pelajar dijadikan sasaran kegiatan yang digelar oleh pemerintah kota Surabaya. Salah satunya adalah Pelatihan Lingkungan Hidup bagi pelajar SD, SMP dan SMA se Surabaya. Seperti halnya yang digelar pada Kamis-Jumat, 15-16 Oktober 2009 bersama Tunas Hijau di Seloliman, Trawas, Mojokerto.
Pelatihan yang digelar oleh badan lingkungan hidup kota Surabaya ini diikuti oleh 102 pelajar SMP dari 51 SMP negeri dan swasta di kota Surabaya. Selama 2 hari tersebut, peserta pelatihan yang mayoritas adalah pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dibekali tentang pengetahuan lingkungan hidup. Bukan hanya mengenai kebersihan dan pengolahan sampah, melainkan juga pengetahuan tentang kebersihan diri dan bahan-bahan perusak lapisan ozon.
Kegiatan yang dibuka oleh Walikota Surabaya Bapak Bambang Dwi Hartono tersebut diawali dengan kunjungan ke SMP Kedamean Gresik yang merupakan sekolah Adiwiyata Nasional dari Kota Gresik. Kedatangan rombongan peserta pelatihan tersebut disambut oleh tarian-tarian tradisional dan pentas seni lainnya seperti pembacaan puisi dan band. Selama sekitar 2 jam, peserta pelatihan tersebut mendapat pengetahuan baru tentang upaya yang dilakukan SMP Kedamean Gresik untuk menjadi Sekolah Adiwiyata.
Selama kunjungan tersebut peserta pelatihan mendapat pengetahuan baru, yakni tentang cara mengolah sampah yang dihasilkan di sekolah dan materi tentang daur ulang sampah kertas, pengolahan sisa makanan dan daun untuk jadi kompos dan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat untuk jamu tradisional. Tepat pukul 13.00 wib rombongan berangkat menuju ke PPLH Seloliman, Mojokerto. Setiba di PPLH Seloliman, Mojokerto, peserta tidak lantas istirahat. Mereka harus mengikuti pembekalan I yang telah disiapkan oleh BLH Kota Surabaya selaku penyelenggara. Terhitung ada sekitar 6 materi yang telah disiapkan pada hari pertama. Diantaranya adalah tentang masalah kesehatan pribadi dari FKM Unair, Bahan-bahan perusak lapisan ozon dari BLH Propinsi Jawa Timur dan pengolahan sampah non organik dari peraih Kalpataru asal Surabaya Sriatun Jupri.
Selain pembekalan tersebut, peserta juga mendapat pembekalan tentang Carbon Footprint, Perilaku Ramah Lingkungan dan Polusi Udara yang disampaikan oleh Tunas Hijau. Pada pelatihan tersebut, Tunas Hijau diwakili oleh 4 aktivisnya yakni Narendra, Bram Azzaino, Akbar Wahyudono dan Adetya Firmansyah. Pada pembekalan tersebut, Tunas Hijau mengajak peserta untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan lingkungan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti masalah banyaknya polusi udara yang diakibatkan oleh asap pabrik.
Dari diskusi tersebut muncul beragam opini tentang cara mengurangi polusi udara dari pabrik, seperti yang disampaikan oleh Padya P. Putra dari SMP Santa Maria Surabaya. Menurut Padya, alangkah baiknya jika pabrik-pabrik yang ada di Surabaya, memasang filter atau alat penyaring gas yang berteknologi canggih. Penyaring itu bisa mengurangi polusi udara yang dikeluarkan akibat proses produksi tersebut. “Sebaiknya pabrik-pabrik yang ada saat ini, memasang filter yang canggih, supaya tidak semakin mencemari udara,” ujarnya.
Bukan hanya mendiskusikan tentang polusi udara, Tunas Hijau juga membagikan pengetahuan tentang contoh perilaku ramah dan tidak ramah terhadap lingkungan. Menurut aktivis Tunas Hijau Narendra, contoh perilaku ramah lingkungan yang mudah tapi jarang dilakukan oleh manusia adalah membuang sampah pada tempatnya. “Perilaku ini mudah, tapi tidak banyak yang mau melakukan dengan berbagai alasan diantaranya adalah kebiasaan,” tandas aktivis Tunas Hijau tersebut.
Materi-materi tersebut disampaikan oleh narasumber masing-masing dengan durasi sekitar 1 jam. Seperti yang disampaikan oleh Darmaji dari FKM Unair Surabaya. Menurut Darmaji, kesehatan pribadi adalah sesuatu yang mutlak untuk dijaga oleh masing-masing orang. Contoh perilaku yang dapat menjaga kesehatan pribadi adalah mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan atau sesudah beraktifitas. “Dengan mencuci tangan dengan sabun kita bisa mencegah masuknya cacing ke dalam tubuh kita,” ujar Darmaji.
Pada akhir kegiatan, peserta pelatihan sepakat menggelar aksi lanjutan dari pelatihan tersebut. Seperti membuat hutan kota, bersih-bersih tempat umum yang ada di Surabaya, menggelar workshop di sekolah masing-masing melalui OSIS, memilah serta mengolah sampah yang ada di sekolah dan berupaya untuk menjadikan sekolah mereka menjadi salah satu sekolah Adiwiyata dari Kota Surabaya. (adetya)