Berbagi Recycling Sampah Non Organik Di SDI At Taqwa
Surabaya- Di tengah terbatasnya lahan dalam upaya mendinginkan suhu bumi dengan memperbanyak jumlah pohon, cara inovatif SDI At Taqwa ini layak diacungi jempol. Sekolah yang terletak di komplek perumahan Griya Babatan Mukti Wiyung ini mengembangkan tanaman lumut sebagai pengganti pohon di tengah keterbatasan lahan yang dimiliki sekolahnya. Rombongan aktivis Tunas Hijau yang terdiri dari Dony, Bram, Narendra, Afif dan simpatisan dari Inggris James Ogilvie cukup dibuat terkejut saat memasuki sekolah dasar ini. Dalam bayangan mereka semula, pembinaan lingkungan untuk siswa SDI At Taqwa, Rabu (21/10) siang, tak akan jauh beda dengan sekolah-sekolah lainnya.
Keterkejutan ini berawal dari adanya peresmian penanaman tumbuhan lumut oleh pihak sekolah terlebih dulu. Sebuah inovasi unik. Setelah penanaman tumbuhan lumut di halaman sekolah, simpatisan Tunas Hijau James Ogilvie berkesempatan berbagi infomasi dengan 100 siswa di SDI At Taqwa. James membandingkan kondisi lingkungan hidup di Surabaya dengan negara asalnya Inggris, terutama tentang aktivitas daur ulang. Tidak hanya bercerita, James juga memberikan penjelasan tentang pentingnya recycle serta tips untuk mengawalinya.
Tak ayal, penjelasan dari James mendapat banyak sambutan dari para siswa. Dengan semangatnya banyak sekali siswa yang mengacungkan tangan saat James memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya. “Kak, bagaimana caranya di Inggris bisa jadi bersih seperti itu”, tanya salah satu siswa yang langsung diterjemahkan oleh aktivis senior Tunas Hijau Bram Azzaino kepada James. “Di Inggris jadi bersih karena sejak dari rumah setiap sampah telah dipilah dan selanjutnya didaur ulang kembali menjadi kompos untuk sampah organic. Untuk sampah non organiknya didaur ulang di Recycle Bank yang didirikan oleh pemerintah,” ujar James.
Di penghujung acara, aktivis Tunas Hijau Dony Kristiawan mengajak para siswa untuk mengawali membuat langkah nyata penyelamatan lingkungan dengan pembuatan komitmen. Komitmen siswa ini untuk memilah dan mendaur ulang sampah di sekolah mereka. Ini perlu dilakukan, karena dalam upaya pencegahan perubahan iklim yang mengancam umat manusia saat ini, tindakan nyata sekecil apapun sangat besar artinya. (dony)