Bolas Bermain Aku Cinta Bersih

Mojokerto-Berbeda dengan hari-hari biasanya, aktifitas di sanggar “Bolas” (Bocah Alas) yang biasanya terlihat riuh oleh suara anak-anak di Dusun Mligi kali ini terlihat sepi. Hal ini disebabkan bukan karena tidak ada aktivitas di sanggar, melainkan karena para Bolas yang sedang berkonsentrasi menyaksikan film “Upin & Ipin” yang diputar oleh aktivis-aktivis lingkungan dari Tunas Hijau dan Saka Wanabakti Pacet. Karuan saja, film anak-anak dari negeri Jiran tersebut menyita perhatian anak-anak Mligi. Hal ini terlihat dari antusiasme wajah-wajah Bolas yang serius menyimak jalannya film yang diputar. Aktivitas ini merupakan salah satu dari program “Sanggar Bolas” yang telah diagendakan sebelumnya.

Agenda sanggar bolas ini tidak hanya memutarkan film Upin & Ipin sebagai materi utama,  mereka juga mendapatkan permainan audio visual “Aku Cinta Bersih”. Permainan ini berisi tentang bagaimana cara membedakan sampah organik dan non organik. Cara bermainnya sangat mudah, terutama bagi anak-anak. Tinggal memilih jawaban dengan satu kali klik menggunakan tetikus komputer. Bila jawaban benar, maka komputer akan memberikan pujian dan tepuk tangan. Bila jawaban salah, komputer otomatis akan menjawab “Wah jawabanmu salah, coba lagi ya”. Tak pelak lagi permainan ini membuat anak-anak sanggar Bolas berebut memegang mouse untuk mengoperasikan permainan ini.

Permainan ini semakin ramai ketika Rebby Dwi Prataopu, salah satu aktivis Saka Wanabakti yang memandu kegiatan ini melontarkan beberapa pertanyaan tentang sampah dengan iming-iming hadiah permainan ular tangga lingkungan hidup. “Lewat permainan audio visual Aku Cinta Bersih kami mengajarkan anak-anak tentang pengertian sampah dan cara-cara pengolahannya. Tentunya dengan cara-cara yang menyenangkan buat anak-anak,” kata Rebby.

Hal yang sama juga diungkapkan Dwi Rifaldi, siswa kelas VI MI Tribakti Claket. Menurut Dwi, setelah bermain permainan audio visual Aku Cinta Bersih dirinya mengetahui berbagai macam jenis sampah dan cara pengolahannya. Ketika ditanya bagaimana kalau tidak ada tepat sampah, dengan sigap Rifaldi menjawab, “Kalau tidak ada tempat sampah, ya sampahnya dimasukkan ke saku dulu, Kak”.

Selain pemutaran film dan permainan audio visual, berbagai aktivitas untuk anak-anak dapat dilakukan disanggar yang dikelola Tunas Hijau dan Saka Wanabakti ini. Di sanggar ini tersedia berbagai macam buku bacaan anak-anak dengan berbagai tema. Di sanggar ini anak-anak Dusun Mligi dapat juga belajar bersama dengan bimbingan aktivis Tunas Hijau dan Saka Wanabakti Pacet, yang secara Rutin mendampingi aktivitas mereka.

Dijelaskan oleh Mas’udi Rohman, ketua Saka Wanabakti Pacet bahwa secara tematik dan periodik telah disusun aktivitas pelestarian lingkungan hidup untuk anak-anak dengan fokus pelestarian hutan dataran tinggi dan pengolahan sampah. “Dalam waktu dekat ini kami juga akan memberikan edukasi kepada kelompok masyarakat di Dusun Mligi dengan tema yang sama,” ungkap pemuda yang juga aktif beraktifitas di Tunas Hijau. (rebby/gengs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *