Degradasi Kualitas LH Di SMP 16, Fenomena Umum PLH Di Sekolah Pembinaan LH Tunas Hijau Di SMP 16 Surabaya

Bangunan gedung SMP 16 yang cukup megah dengan label Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi Jawa Timur, awalnya membuat beberapa aktifis Tunas Hijau yang belum pernah mengunjungi sekolah ini, berpikir bahwa ada peningkatan kualitas lingkungan hidup di sana. Namun, mereka melihat sendiri secara langsung kondisi di dalamnya, terbersit rasa kecewa yang cukup dalam, karena salahnya tebakan kami semula. Itulah yang terjadi saat para aktifis Tunas Hijau melakukan pembinaan lingkungan hidup untuk kepada 40 perwakilan siswa kelas VII, VIII dan IX, Jumat (23/10) pagi.

Pembinaan ini diawali dengan penjelasan tentang aktifitas lingkungan yang saat ini sedang dilakukan di Inggris oleh James Ogilvie, simpatisan Tunas Hijau dari Inggris. James menceritakan tentang recycling yang ada di Inggris. Dengan menunjukkan tentang kondisi lingkungan di Inggris dalam gambar dan proses recycle, James mengajak setiap siswa untuk melakukan pemilahan dan recycling di sekolahnya. Tujuannya untuk mengurangi jumlah sampah, menghemat sumber daya alam dan menghemat energi.

Selain berbagi tentang recycle di Inggris, James juga berbagi tentang program Eco School atau sekolah berbudaya lingkungan hidup yang sedang digalakkan di Inggris. Disana, setiap sekolah yang tergabung dalam program Eco School wajib memiliki kurikulum lingkungan dengan 9 tema. Sekolah juga harus mengembangkan program inovasi lingkungan hidup. Pemerintah Inggris sendiri mempunyai target bahwa pada 2020, semua sekolah di Inggris harus menjadi Eco School. Hal ini didasari pentingnya untuk memberi edukasi bagi anak-anak sejak dini supaya dapat membantu pencegahan Perubahan Iklim di Inggris.

Pada saat sesi tanya-jawab, Anisa Dyan siswi kelas IX-D menanyakan tentang bagaimana caranya sampai di Inggris timbul suatu kepedulian tinggi terhadap lingkungan hidup. “Apakah ada aturan yang dibuat oleh pemerintah atau kebijakan lainnya,” tanya Anisa. Menanggapi Anisa, James menyampaikan bahwa  pada tahun 1980-an, pada saat dia lahir, sudah banyak aturan yang dibuat oleh pemerintah Inggris yang mengatur tentang lingkungan hidup. “Aturan ini juga disertai sanksi yang tegas. Jadi tak heran jika sudah terbentuk tingkat kesadaran yang tinggi disana,” jelas James Ogilvie.

Namun pada saat giliran para siswa ditanya tentang kondisi sekolahnya saat ini oleh aktivis senior Tunas Hijau Dony Kristiawan, terungkap fakta yang mengejutkan. Fakta ini menyangkut penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Timur yang diraih SMP Negeri 16 Surabaya. Menurut Yunita Indinabila, peserta pembinaan kelas IX-C yang tergabung dalam tim lingkungan hidup SMP 16 Surabaya, kondisi lingkungan hidup di sekolah mengalami penurunan yang cukup drastis semenjak pergantian pengambil kebijakan utama di sekolahnya. “Belasan komposter yang ada tidak digunakan. Hutan sekolah yang menjadi tidak terawat dan pemilahan serta pengolahan sampah juga tidak berjalan,” terang Yunita. (dony)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *