Kunjungan Utusan Kitakyushu Jepang di SD Theresia I

Surabaya- Sekolah mitra Tunas Hijau SDK Santa Theresia I Surabaya dikunjungi tamu istimewa, Sabtu (3/10) pagi. Tamu istimewa itu merupakan utusan pemerintah Kota Kitakyushu, Jepang yang ditemani beberapa staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan Bappeko Surabaya. Dua orang utusan Kitakyushu itu adalah Masaya Nagaishi, direktur KITA Environmental Cooperation Center, Kitakyushu International Techno-Cooperative Association Center dan Yousuke Mitoma, Office for International Environmental Cooperation, City of Kitakyushu Environment Bureau. Kunjungan itu dilaksanakan pada berlangsungnya kegiatan ekstra lingkungan hidup di sekolah yang berlokasi di Jl. Residen Sudirman 5 Surabaya.

Keenam orang tamu istimewa itu dipandu oleh salah seorang anggota tim hijau SDK Santa Theresia I Surabaya Jovian Philip, siswa kelas 6. Obyek pertama yang dijelaskan oleh Jovian adalah tempat pengolahan sampah daun dengan tong komposter. Disampaikan Jovian bahwa daun-daun kering yang berjatuhan di sekolah ini dimasukkan ke dalam tong yang telah diberi beberapa lubang pada sisinya. “Secara berkala seminggu sekali kami membasahi tong komposter ini yang dilanjutkan dengan penumbukan menggunakan tongkat untuk mempercepat proses penghancuran,” kata Jovian Philip.

Obyek kedua yang dijelaskan Jovian adalah keranjang komposter yang digunakan untuk mengolah sampah sisa makanan dan sampah dapur. Pada saat Jovian menjelaskan tentang keranjang ini, beberapa siswa nampak menambahkan kompos yang digunakan sebagai pemercepat proses penguraian. Kompos yang digunakan sebagai starter di keranjang itu berasal dari kompos yang baru dipanen dari tong komposter sampah daun.

Disampaikan oleh aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni yang menjadi pembina ekstra lingkungan hidup sekolah Adiwiyata Nasional ini, bahwa ini adalah pertemuan pertama setelah ada libur sekolah khususnya kegiatan ekstra selama sekitar 3 minggu. “Biasanya setelah libur ekstra beberapa minggu itu, semua aktivitas pengolahan lingkungan hidup khususnya sampah harus dimulai dari awal. Tong komposter yang digunakan untuk mengolah sampah daun harus dibasahi lagi. Demikian juga dengan keranjang komposter juga harus dibasahi dan dilakukan pengadukan,” kata Zamroni kepada Yousuke Mitoma dan Masaya Nagaishi.

Obyek ketiga yang dikunjungi adalah pengolahan kertas bekas menjadi kertas baru dengan cara dileburkan menjadi bubur kertas terlebih dahulu. “Sampah bekas yang telah digunakan kedua sisinya disobeki menjadi potongan kecil-kecil dan direndam di dalam bak berisi air. Setelah beberapa menit berselang, rendaman potongan kecil kertas lantas dihancurkan menjadi bubur kertas menggunakan blender. Bubur kertas lantas ditampung ke dalam bak berukuran lebih besar dari cetakan kertas,” terang Jovian.

Obyek keempat yang dijelaskan Jovian kepada para tamu itu adalah pengolahan sampah plastik pembungkus menjadi beberapa barang berguna. Ada sampah plastik yang diolah menjadi tas, dompet, tikar, tutup makanan dan hiasan dinding. Obyek terakhir yang dikunjungi adalah green house (tempat pembibitan tanaman) yang berada di lantai 3. Di green house ini Jovian Philip menjelaskan bahwa hampir semua tanaman yang ada adalah hasil pembibitan siswa SDK Santa Theresia I Surabaya. “Pemeliharaan tanaman yang ada di green house juga melibatkan siswa-siswa kelas secara bergiliran,” terang Jovian. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *