Pembinaan Lingkungan Hidup Bagi Segenap Guru SDK Kristus Raja

Surabaya- Pembinaan lingkungan hidup yang digelar Tunas Hijau bersama segenap guru SDK Kristus Raja Surabaya berlangsung cukup semangat, Selasa (20/10) siang. Banyak opini dan usulan yang dibahas. Handoko, guru SDK Kristus Raja Surabaya, misalnya. Dia menyampaikan bahwa lingkungan hidup hingga saat ini masih menjadi wacana dan belum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Lingkungan hidup sebenarnya adalah tantangan yang harus kita hadapi saat ini dan di masa depan. Saya beranggapan bahwa menghadapi tantangan (lingkungan hidup) ini membutuhkan komitmen kuat,” kata Handoko yang pada 2007 ikut bersama berkiprah bersama di SDK Santa Theresia I Surabaya hingga mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional.

Ditambahkan guru lainnya Agnes bahwa lomba kebersihan dan keindahan antar kelas sudah pernah dilaksanakan. “Namun, lomba itu masih belum berjalan berkelanjutan. Sehingga hasilnya masih belum maksimal,” kata Agnes yang guru kelas 5. Upaya menjadikan kantin yang sehat dan peduli lingkungan hidup juga pernah dirintis. “Diantaranya kantin tidak boleh menjual minuman dengan menggunakan kantong plastik yang sekali pakai tapi harus dengan gelas yang bisa dipakai berulang kali,” kata Agnes.

Sementara itu aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni yang memandu sesi itu menyatakan bahwa sekolah yang beralamat di Jl. Wisma Permai Tengah I Surabaya itu memiliki potensi yang belum tergarap optimal. Potensi itu adalah beberapa petak lahan kosong yang seyogyanya digunakan untuk aktivitas bercocok tanam, namun prakteknya masih belum berjalan mulus. “Sangat jarang ditemui sekolah di tengah Kota Surabaya yang memiliki lahan luas untuk berkebun,” kata Mochamad Zamroni yang didampingi Akbar Wahyudono.

Keunggulan lain yang sudah dimiliki sekolah ini adalah kerjasama yang sudah terjalin dengan pengurus RT dan RW setempat untuk menyikapi pedagang kaki lima makanan minuman yang biasanya banyak beraktivitas di sekolah dasar. “Untuk pedagang jajanan minuman yang identik dengan sekolah dasar sudah ditangani sekolah bersama pengurus RT dan RW setempat. Intinya mereka dilarang berjualan di lokasi sekitar sekolah. Kalaupun saat ini ada lebih dari sepuluh penjual makanan dan minuman di depan sekolah, mereka itu sudah disediakan lokasi menetap dan dibina. Tentunya kesan kumuh sudah tidak nampak,” kata Kepala SDK Kristus Raja Surabaya Aufrida Mintarsih. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *