Sekolah YPJ Tembagapura Menuju Eco-School
Terletak di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut tentunya banyak hal istimewa yang terdapat pada Sekolah Sekolah Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) Tembagapura dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya yang ada di Indonesia. Kondisi cuaca yang hampir setiap hari selalu mendung dan hujan disini tak pernah menyurutkan semangat belajar anak-anak yang menuntut ilmu disini. Selain itu juga secara fisik bangunannya sedikit istimewa karena didesain untuk kegiatan belajar-mengajar di dataran tinggi.
Lokasi Sekolah YPJ Tembagapura berada di tengah kota (kecamatan) Tembagapura, kota yang sebagian besar berisikan para pekerja tambang tembaga dan emas internasional yang ada di Kota Mimika, Papua. Sekolah YPJ ini merupakan sekolah yang tergabung dalam “Association National Plus School”, sekolah yang telah menerapkan kurikulum yang hampir setara dengan sekolah International.
Tempatnya yang berada di kawasan tempat tinggal pekerja tambang membuat banyak hal khusus yang tidak akan ditemui di tempat lainnya. Hal inilah yang terungkap dalam workshop guru YPJ Tembagapura, Senin (26/10) sore. Workshop yang dipandu tim Tunas Hijau ini dimulai selepas selesainya kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut, sekitar pukul 15.30 WIT.
Workshop yang diikuti sekitar 25 guru yang berada di lingkup YPJ Tembagapura (TK, SD dan SMP) ini merupakan langkah awal pihak sekolah pada program Eco School. Para guru diajak untuk bersama-sama menciptakan perubahan di dalam kegiatan sekolah, terutama mengintegrasikan pesan pelestarian lingkungan hidup pada setiap aktivitas dan pelajaran sekolah. Secara kebijakan, dukungan besar sebenarnya telah diberikan oleh para pimpinan yayasan untuk pembentukan sekolah YPJ menuju Eco-School. Hal ini tercermin saat pembicaraan teleconference dengan ketua YPJ beserta para kepala sekolah YPJ Tembagapura pada pagi harinya.
Sesungguhnya sangat besar kemauan para guru di Sekolah YPJ Tembagapura, namun dengan aturan ketat dari perusahaan yang menaunginya membuat mereka tidak berani untuk membuat inovasi-inovasi baru yang terkait dengan lingkungan hidup. Lazimnya pada siang hari lampu sekolah dimatikan karena tergantikan oleh sinar Matahari, di Tembagapura hal ini tidak berlaku. Cuaca yang hampir selalu mendung, serta dengan aturan safety yang ketat dari perusahaan membuat lampu harus tetap dinyalakan sepanjang hari. Belum lagi struktur tanah yang berbatu membuat sulit untuk ditanami pohon.
Kondisi yang cukup menantang ini sesungguhnya tidak menyurutkan niat untuk membentuk YPJ Tembagapura menjadi ECO-SCHOOL di Indonesia, mengingat sekolah ini mempunyai banyak potensi istimewa yang tidak dimiliki sekolak-sekolah lainnya. (dony/ron)