Pembekalan Calon Peserta Pangput 2009 Malang Raya Di SMP Negeri 5 Kepanjen, Kabupaten Malang

Kabupaten Malang– Tunas Hijau terus melakukan pembekalan di sekolah-sekolah untuk persiapan program penganugerahan pangeran dan puteri lingkungan hidup (Pangput) Malang raya 2009.  Hari ini, Kamis (12/11), pembekalan dilakukan di SMP Negeri 5 Kepanjen Malang. Sebanyak empat siswa sekolah yang bermitra dengan Tunas Hijau itu mengikuti pembekalan program tersebut. Meskipun hanya empat peserta, namun mereka sangat antusias terhadap program pangput 2009 Malang raya.

Pada pembekalan ini, Tunas Hijau memberikan penjelasan tentang program pangeran dan putri lingkungan hidup 2009 Malang raya. Penjelasan yang diberikan meliputi definisi program, persyaratan mengikuti program, tahapan seleksi program dan kegiatan pascaprogram. Mengenai definisi program, dijelaskan aktivis senior Tunas Hijau Nizam Wahyu Ardhika bahwa program pangenugerahan pangeran dan puteri lingkungan hidup bukan program pemilihan siswa dari kecantikan atau ketampanan. “Pangput adalah program untuk mendorong anak-anak secara individu untuk peduli lingkungan hidup dengan tindakan nyata,” terang Nizam Wahyu Ardhika.

Ditambahkan Nizam bahwa tindakan nyata yang dimaksud itu adalah project lingkungan hidup yang tidak sehari selesai. “Istilah project juga tidak harus aktivitas yang menggunakan biaya yang besar. Project lingkungan hidup yang dimaksud adalah tindakan nyata yang bisa dilakukan untuk membantu permasalahan lingkungan hidup di sekitar,” tambah Nizam. Project bisa dilakukan di sekolah, di rumah, di tempat bermain atau di tempat lain. “Yang penting itu ada tindakan nyata yang dilakukan dan bisa memberikan dampak,” lanjut Nizam.

Selain membahas tentang progam pangput, Tunas Hijau mengajak keempat siswa itu untuk berdiskusi tentang pengetahuan lingkungan hidup. Mulai dari hari-hari lingkungan hidup sampai dengan perilaku ramah lingkungan hidup yang bisa dan harus dilakukan. Perilaku ramah lingkungan hidup itu diantaranya selalu membuang sampah pada tempatnya dan menjadikan saku sebagai tempat sampah sementara bila belum menemukan tempat sampah. “Kita juga bisa memanfaatkan waktu kosong untuk kegiatan peduli lingkungan hidup,” kata Nizam. (zam/ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *