Pembinaan Lingkungan Hidup di SMP Cita Hati West Campus

Surabaya-Sekolah Cita Hati West Campus Surabaya tergolong sekolah yang baru. Baru tahun ajaran 2009-2010 ini sekolah yang berlokasi di kawasan Citraland Surabaya Barat itu memulai aktivitas pendidikannya. Jumlah siswa SD dan SMP pun kurang dari 100 orang. Namun, ada beberapa ide kreatif yang telah dikembangkan sebagai salah satu wujud pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Kesan ini didapat Tunas Hijau saat melakukan pembinaan lingkungan hidup di sekolah tersebut bersama James Ogilvie dari Inggris, Kamis (19/11) siang.

Diantara ide kreatif tersebut adalah ide mengurangi sampah non organik yang dihasilkan warga sekolah. Yaitu pimpinan sekolah mengharuskan seluruh siswa dan guru untuk membawa botol minuman yang bisa dipakai berulang kali dari rumah. Botol air mineral tidak termasuk kategori botol yang bisa dipakai berulang kali. Sekolah lantas menyediakan galon air mineral di salah satu sudut ruangan sekolah. Bagi siswa dan guru yang akan mengisi ulang botol minumannya diminta membayar uang minimal Seribu Rupiah. Uang yang terkumpul tidak hanya untuk mengganti air mineral dalam galon, tapi juga untuk merencanakan program pendidikan untuk hidup berkelanjutan.

Sementara itu, pembinaan lingkungan hidup yang dilakukan Tunas Hijau siang itu lebih mengajak para siswa kelas 7 untuk mewujudkan Eco School di kampus yang baru itu. Diantaranya dengan melakukan efisiensi penggunaan kertas, efisiensi penggunaan penerangan ruangan dan peralatan listrik lainnya, efisiensi pengolahan sampah yang dihasilkan, efisiensi penggunaan air dan ketersediaan pepohonan yang ada di dalam kampus. Sebelumya, para siswa diajak mengetahui permasalahan lingkungan hidup secara global yang sedang terjadi.

James Ogilvie, pemuda simpatisan Tunas Hijau dari Inggris lantas membagi para siswa menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok diminta melakukan review kondisi sekolah terkait dengan kelima efisiensi tersebut. Review diantaranya dilakukan dengan interview kepada karyawan sekolah yang sesuai dengan bidangnya. Setelah semua data sekolah terkumpul, setiap kelompok lantas diminta mempresentasikan hasil temuannya di hadapan kelompok lainnya. Mereka juga diminta menjelaskan poster lingkungan hidup yang telah dibuat sebelumnya. (ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *