Siswa SDN Petemon 13 Menari Ilir-Ilir Pada Video Conference Dengan Sister School SD Seiko Jepang

Surabaya- Intan, Fiona dan Hikma, ketiganya siswa SDN Petemon 13 Surabaya, nampak cukup gemulai memeragakan salah satu tarian tradisional dari Jawa Timur, Ilir-Ilir. Ketiga siswa itu mengenakan pakaian kebaya berwarna kuning dengan bawahan sejenis jarik berwarna merah bermotif garis-garis dan selendang motif. Mereka menari diiringi musik dari compact disc berdurasi sekitar 5 menit. Setelah dua menit berlangsung, suara tepuk tangan sekelompok anak terdengar melalui pengeras suara dari laptop di ruang Aula SDN Petemon 13 Surabaya. Maklum, Intan, Fiona dan Hikma sedang menari dengan disaksikan secara langsung oleh sekitar 30 siswa SD Seiko Jepang melalui video conference dengan koneksi internet, Jumat (27/11) pagi.

Video conference antara SDN Petemon 13 Surabaya dengan sister school SD Seiko Jepang itu adalah yang ketiga dilaksanakan dalam bulan ini. VC ini adalah kesempatan para siswa SDN Petemon 13 untuk menunjukkan salah satu kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa Timur. Ini mereka lakukan, setelah pada VC sebelumnya, para siswa SD Seiko Jepang memainkan musik khas Jepang dengan seruling dan drum Jepang. VC ini diselenggarakan dalam rangkaian International Intercultural Mural Exchange 2009, yang Tunas Hijau menjadi koordinator di Indonesia.

Pada VC ini para siswa SDN Petemon 13 juga memanfaatkannya untuk mengenalkan diri, setelah pada VC kedua para siswa SD Seiko Jepang mengenalkan diri. “My name is Nabila. I’m 11 years old,” kata Nabila sambil memegang kertas bertuliskan namanya dalam ukuran besar. Nabila mengenalkan dirinya dengan memegang mik dan menghadap kamera laptop di ruang Aula. Mahkota dari anyaman plastik pembungkus mi instan juga nampak dikenakan saat Nabila mengenalkan dirinya. Sesaat setelah mengenalkan diri, Nabila lantas menunjukkan mahkota dari daur ulang plastik yang dikenakannya.

Para siswa siswa SD Seiko Jepang yang didampingi Misaki Hamanaka, guru kelas, nampak sangat kaget setelah mendengar informasi bahwa mahkota ini terbuat dari anyaman sampah plastik pembungkus mi instan. Tidak hanya Nabila, 15 siswa SDN Petemon 13 Surabaya lainnya juga secara bergiliran mengenalkan diri sambil menunjukkan karya daur ulang sampah non organik yang dibuatnya. Eka Kartika misalnya, yang menunjukkan bunga dari botol bekas air mineral. Atau Oktavian yang menunjukkan rompi dari pembungkus makanan kucing.

Banyak hal menarik saat 16 siswa sekolah yang berlokasi di kawasan Simo Sidomulyo mengenalkan diri dengan menunjukkan karya daur ulang sampah non organik. Diantaranya saat Nahda, 11, menunjukkan tas sekolah dari plastik pembungkus minyak goreng. Beberapa siswa SD Seiko lantas meminta ijin untuk menunjukkan tas sekolah yang biasa dipakai oleh para siswa di Jepang. Nahda  pun mengikutinya dengan mengambil tas sekolah (bukan dari daur ulang) yang biasa digunakan temannya ke sekolah.

Di penghujung video conference, para siswa SD Seiko Jepang memanfaatkannya untuk menunjukkan beberapa hadiah yang akan diberikan oleh para siswa SDN Petemon 13 Surabaya. Ada seutas tali yang biasanya digunakan untuk melompat-lompat. Ada permainan tradisional khas Jepang, Daruma Otoshi, yang melatih ketepatan memukul. Cara memainkan Daruma Otoshi juga ditunjukkan oleh siswa pemberi hadiah itu dari SD Seiko. Namun, terbatasnya waktu membuat hanya kurang dari 5 siswa SD Seiko Jepang yang memiliki kesempatan menunjukkan hadiah yang akan dikirim untuk para siswa SDN Petemon 13 Surabaya. VC keempat pun disepakati akan dilaksanakan Jumat berikutnya. (ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *