Video Conference Sekolah YPJ KK Dengan Sekolah & Kelompok Anak Di Jepang Dan Australia Berlangsung Sangat Inspiratif
Video conference(VC) yang dilakukan Sekolah YPJ Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat (30/10) siang dengan dua sekolah di Jepang, SMP Kojima dan SMP Kizu berlangsung di luar dugaan. Bukannya berlangsung lebih buruk dari yang biasanya sekolah lain lakukan, namun pelaksanaannya benar-benar penuh inspirasi dan sangat edukatif. Kesan ini tidak hanya didapat oleh Tunas Hijau yang memandu pelaksanaan VC, tapi juga dirasakan beberapa guru dan siswa sekolah YPJ Kuala Kencana dan sekolah lain yang mengikutinya.
Pada Jumat siang itu, Sekolah YPJ Kuala Kencana sebenarnya telah memiliki beberapa agenda VC dengan 5 sekolah/kelompok dari luar negeri dan 1 kelompok anak-anak Tunas Hijau di Surabaya. 5 kelompok/sekolah dari luar negeri itu adalah SMP Kojima pada pukul 13.00 WIT dan dengan Direktur Eksekutif International Art Miles Mural Joanne Tawfilis dari Amerika Serikat yang sedang berada di Mesir. Pada pukul 14.00 VC seharusnya dilaksanakan dengan SMP Kizu Jepang dan 14.30 dengan anak-anak Millennium Kids Australia. Selanjutnya pada pukul 15.00 dengan Founder International Intercultural Mural Exchange Atsuko Shiwaku dari Jepang dilanjutkan anak-anak Tunas Hijau di Surabaya.
Semua jadwal VC yang sudah diatur beberapa hari sebelumnya itu nyaris dirombak total. Alasannya, conference dengan sekolah pertama SMP Kojima Jepang dalam durasi 30 menit sedang dalam puncak percakapan. Ini terjadi karena pada conference itu para siswa dari SMP YPJ Kuala Kencana dan SMP Kojima tidak hanya saling mengenalkan diri masing-masing. Luar biasa. SMP Kojima bahkan memulai trik jitu dengan memberi kuis tentang lingkungan hidup kepada para siswa SMP YPJ Kuala Kencana.
Kuis itu diawali dengan adanya fakta yang mereka sampaikan tentang mini market di Jepang yang menjual sayuran dan makanan, yang setiap hari ternyata selalu ada yang dibuang karena basi. Informasi yang diberikan itu lantas ditindaklanjuti dengan pertanyaan tentang jumlah kerugian finansial dan volume sampah organik yang dihasilkan setiap harinya bila ada sejumlah mini market serupa.
Bagi Sekolah YPJ Kuala Kencana yang sedang memulai penerapan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) melalui VC itu juga mendapat dorongan moral yang besar. Dorongan ini didapat setelah mereka mendapat jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu tentang jumlah sampah plastik pembungkus permen yang dihasilkan dalam sehari di sekolah. Ternyata di SMP Kojima Jepang melarang warga sekolahnya mengonsumsi permen di sekolah. Aturan ini diterapkan dengan alasan sampah plastik pembungkus permen susah diolah lebih lanjut.
Sementara itu VC penuh inspirasi dan sangat edukatif juga berlangsung antara SMP YPJ Kuala Kencana dengan SMP Kizu, dan SMP YPJ Kuala Kencana dengan Millennnium Kids di Perth, Australia. Dengan anak-anak Perth, mereka membahas tentang sungai-sungai yang ada di sekitar. Uniknya, VC dengan Australia digunakan sebagai media bagi anak-anak Australia untuk melatih penggunaan bahasa Indonesia. Caranya, dalam percakapan tersebut, anak-anak sebanyak mungkin menggunakan Bahasa Indonesia, sedangkan anak-anak YPJ KK menggunakan Bahasa Indonesia. Sungguh VC yang luar biasa dan inspiratif. (ron)
Foto-Foto: Dokumentasi SMP Kojima Jepang