Video Conference Siswa SDK Santa Theresia I Surabaya dan SD Shijima Jepang Berlangsung Marak
Surabaya- Jovian Phillip, siswa kelas 6 SDK Santa Theresia I Surabaya, bergegas mengangkat beberapa kue terang bulang berukuran mini yang ada di samping laptop di meja depannya. Sementara aktivis senior Tunas Hijau Bram Azzaino mengarahkan arah web camera pada kue terang bulan yang diangkat Jovian Phillip. Jovian lantas menjelaskan melalui mic eksteral yang tersambung pada laptop di depannya bahwa kue itu terbuat dari tepung terigu. “Pada bagian atas kue ini, setelah masak, bisa diberi coklat susu cair, meses dan keju untuk menambah lezat rasanya,” kata Jovian didampingi 30 siswa SDK Santa Theresia I Surabaya saat perkenalan pada video conference dengan sister school SD Shijima Jepang, Selasa (17/11) pagi.
Pada sesi perkenalan ini, para siswa SDK Santa Theresia I juga menunjukkan souvenir baju seragam yang biasa digunakan karyawan pemerintah Kota Kitakyushu Jepang. Uniknya baju seragam itu dibuat dari barang-barang bekas. Ini ditunjukkan dengan logo ekolabel yang dipasang pada baju seragam itu. “Baju seragam ini kami dapat dari utusan pemerintah Kota Kitakyushu Jepang yang beberapa tahun lalu melakukan kunjungan kerja ke sekolah kami beberapa kali,” kata Jovian Phillip yang menjadi juru bicara SDK Santa Theresia I.
Sebelumnya, pada sesi perkenalan, para siswa SD Shijima Jepang menunjukkan wayang golek yang didapat sekolah itu dari warga Indonesia yang mengunjungi sekolah itu di Jepang beberapa tahun lalu. Tidak hanya wayang golek yang ditunjukkan para siswa SD Shijima. Ada permainan Kendama (permainan lempar bola dengan cangkir) dan permainan kertas atau lebih dikenal dengan origami. Pada sesi ini, para siswa Shijima juga menunjukkan kue Rakugan (kue gula) yang menjadi kue favorit banyak anak di Jepang dan permen. Yang dikemas tanpa plastik.
Lebih lanjut pada saat presentasi, para siswa SDK Santa Theresia I Surabaya dibagi menjadi 6 kelompok presentasi. Keenam kelompok presentasi itu adalah puspa bangsa Melati, puspa pesona Anggrek Bulan, puspa langka Raflesia Arnoldii, satwa bangsa Komodo, satwa langka Elang Jawa dan satwa pesona Ikan Siluk Merah (Arwana Merah). Pada saat presentasi ini setiap kelompok menunjukkan gambar foto flora/fauna kelompoknya. Mereka juga menjelaskan beberapa ciri dan keberadaan flora/fauna tersebut.
Sementara itu siswa SD Shijima Jepang melakukan presentasi tentang 4 fauna dan 2 flora yang menjadi ciri khas Jepang. Diantara fauna atau satwa yang dijelaskan siswa Shijima adalah jenis burung yang berwarna putih dan sudah hampir punah di Jepang. Masyarakat Jepang bahkan mengimpor burung ini dari China, karena populasinya justru banyak di China. Ada juga jenis hewan kucing liar berwarna hitam dan jenis cacing tanah yang panjangnya mencapai 60 cm yang ditunjukkan oleh para siswa SD Shijima Jepang pada para siswa SDK Santa Theresia I Surabaya.
Video conference itu adalah bagian dari International Intercultural Mural Exchange yang Tunas Hijau menjadi koordinator di Indonesia. Pada video conference ini, seperti halnya mural yang akan dibuat kedua sekolah itu, flora dan fauna sengaja diangkat menjadi tema. “Flora dan fauna adalah salah satu indikator lingkungan hidup yang berkualitas dan berkelanjutan. Kami menjadi pengusul agar tema ini diangkat menjadi tema pada sister school antara SDK Santa Theresia I Surabaya dan SD Shijima Jepang,” kata Agus Pujianto guru koordinator lingkungan hidup SDK Santa Theresia I Surabaya. (ron)
Foto-foto Dokumentasi SD Shijima Jepang